Senin, 27 April 2015

[002] Al Baqarah Ayat 061

««•»»
Surah Al Baqarah 61

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نَصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
««•»»
wa-idz qultum yaa muusaa lan nashbira 'alaa tha'aamin waahidin faud'u lanaa rabbaka yukhrij lanaa mimmaa tunbitu al-ardhu min baqlihaa waqitstsaa-ihaa wafuumihaa wa'adasihaa wabashalihaa qaala atastabdiluuna alladzii huwa adnaa bialladzii huwa khayrun ihbithuu mishran fa-inna lakum maa sa-altum wadhuribat 'alayhimu aldzdzillatu waalmaskanatu wabaauu bighadhabin mina allaahi dzaalika bi-annahum kaanuu yakfuruuna bi-aayaati allaahi wayaqtuluuna alnnabiyyiina bighayri alhaqqi dzaalika bimaa 'ashaw wakaanuu ya'taduuna
««•»»
dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
««•»»
And when you said, ‘O Moses, ‘We will not put up with one kind of food. So invoke your Lord for us, that He may bring forth for us of that which the earth grows —its greens and its cucumbers, its garlic, its lentils, and its onions.’ He said, ‘Do you seek to replace what is superior with that which is inferior? Go down to any town and you will indeed get what you ask for!’ So they were struck with abasement and poverty, and they earned Allah’s wrath. That, because they would defy the signs of Allah and kill the prophets unjustly. That, because they would disobey and used to commit transgression.
««•»»

Ketika orang-orang Bani Israel tersesat di padang pasir Sinai, mereka berkata kepada Nabi Musa bahwa mereka tidak tahan terhadap satu makanan saja sedang yang ada hanya "al manna" dan "as salwa" saja (85). Mereka berkata demikian disebabkan keingkaran mereka terhadap Nabi Musa dan kebanggaan dengan penghidupan mereka dahulu.

Kaum Bani Israel itu kemudian meminta kepada Musa a.s. agar berdoa kepada Tuhan semoga Dia mengeluarkan sayur-sayuran yang ditumbuhkan bumi sebagai ganti dari "manna" dan "salwa". Mereka tidak mau berdoa sendiri tetapi mengharapkan Musa sebagai perantara kepada Tuhan karena mereka memandang Musa orang yang dekat kepada Tuhan dan lagi dia seorang Nabi yang dapat bermunajat dengan Allah swt. Sayur-mayur dan lain-lain yang mereka minta itu banyak terdapat di kota-kota, tapi tidak terdapat di padang pasir. Permintaan itu bukanlah sukar dicari. Mereka memperolehnya asal saja mereka pergi ke kota karena itu nabi Musa tidak perlu berdoa kepada Allah. Nabi Musa menolak permintaan itu dengan penuh kekecewaan dan kejengkelan dengan mencela sikap mereka karena mereka meminta ganti "al manna" dan "as salwa" makanan yang sebenarnya mengandung nilai gizi yang tinggi dan sangat diperlukan oleh tubuh, dengan sayur-mayur yang lebih rendah gizinya.

Kemudian Nabi Musa menyuruh mereka keluar dari gurun Sinai (tempat mereka tersebut) dan pergi menuju kota, di situlah mereka akan mendapatkan yang mereka inginkan sebab gurun Sinai tempat mereka tinggal sampai batas waktu yang telah ditentukan Allah itu, tidak dapat menumbuhkan sayur sayuran. Mereka tinggal di gurun Sinai itu, disebabkan mereka lemah dan tidak tabah untuk mengalahkan penduduk negara yang dijanjikan bagi mereka. Maka sebenarnya mereka sendirilah yang menetapkan dirinya memakan makanan semacam itu. Mereka akan dapat lepas dari hal yang tidak mereka sukai, bilamana mereka memiliki keberanian memerangi orang-orang yang di sekitar mereka yang menjadi penduduk bumi yang dijanjikan Allah dan menjamin memberi pertolongan kepada mereka. Oleh sebab ini hendaknya mereka mencari jalan mendapatkan kemenangan dan keuntungan mereka.

Setelah Allah menceritakan penolakan Musa terhadap permintaan mereka dan sebelumnya telah membentangkan pula nikmat-nikmat yang dikaruniakan kepada mereka, dalam ayat ini Allah mengemukakan beberapa kejahatan keturunan Bani Israel yang datang kemudian yaitu: ingkar kepada ayat-ayat Allah, membunuh nabi-nabi dan pelanggaran mereka terhadap hukum Allah.

Oleh sebab kejahatan-kejahatan itu, Allah menimpakan kepada mereka kehinadinaan, kemiskinan dan murka Ilahi.

Sudah semestinya mereka menerima murka Ilahi, menanggung bencana dan siksa di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Demikian pula mereka mendapatkan kehinaan, kemiskinan karena mereka selalu menolak ayat-ayat Allah yang telah diberikan kepada Nabi Musa berupa mukjizat yang terang yang mereka saksikan sendiri. Kedurhakaan dan penolakan mereka terhadap Nabi Musa adalah suatu bukti bahwa ayat-ayat Allah tidak berbekas pada jiwa mereka. Mereka tetap mengingkarinya

Mereka membunuh Nabi Asy'iya, Nabi Zakaria, Nabi Yahya dan nabi yang lain dari golongan mereka, tanpa alasan yang benar. Memang sesungguhnya; orang yang berbuat kesalahan kadang-kadang meyakini bahwa yang diperbuatnya itu adalah benar. Perbuatan mereka yang demikian itu bukanlah karena salah dalam memahami:, atau menafsirkan hukum tetapi memang dengan sengaja menyalahi hukum hukum Allah yang telah disyariatkan di dalam agama mereka. Kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan kelancangan mereka membunuh para nabi, disebabkan mereka banyak melampaui batas ketentuan ketentuan agama mereka. Seharusnya agama mempunyai pengaruh yang hebat pada jiwa manusia, sehingga penganutnya takut menyalahi perintah-Nya.

Apabila seseorang melampaui peraturan-peraturan atau batas-batas agamanya berarti pengaruh agama pada jiwanya sudah lemah. Semakin sering dia melanggar batas hukum agama itu semakin lemah pulalah pengaruh agama pada jiwanya. Sampai pada akhirnya pelanggaran-pelanggaran ketentuan-ketentuan agama itu menjadi kebiasaannya, seolah-olah ia lupa akan adanya batas-batas agama dan peraturan-peraturannya. Akhirnya lenyaplah pengaruh agama dalam hatinya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ketika kamu berkata, "Hai Musa! Kami tidak bisa tahan dengan satu makanan saja!") maksudnya satu macam saja, yaitu manna dan salwa. (Oleh sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami) sesuatu (dari apa yang ditumbuhkan bumi berupa) sebagai penjelasan (sayur-mayur, ketimun, bawang putih) (kacang adas dan bawang merah, maka jawabnya) yaitu jawab Musa kepada mereka, ("Maukah kamu mengambil sesuatu yang lebih rendah atau lebih jelek sebagai pengganti) (dari yang lebih baik) atau lebih utama?"

Pertanyaan ini berarti penolakan, tetapi mereka tidak mau menarik permintaan itu hingga Musa pun berdoa kepada Allah, maka Allah Taala berfirman, ("Turunlah kamu) pergilah (ke salah satu kota) di antara kota-kota (pastilah kamu akan memperoleh) di sana (apa yang kamu minta") dari tumbuh-tumbuhan itu. (Lalu dipukulkan) ditimpakan (atas mereka kenistaan) kehinaan dan kenistaan (dan kemiskinan) yakni bekas-bekas dan pengaruh kemiskinan berupa sikap statis dan rendah diri yang akan selalu menyertai mereka walaupun mereka kaya, tak ubahnya bagai mata uang yang selalu menurut dan tidak akan lepas dari cetakannya, (dan kembalilah mereka) (membawa kemurkaan dari Allah, demikian itu), yakni pukulan dan kemurkaan Allah itu (disebabkan mereka) (mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi) seperti Nabi Zakaria dan Yahya (tanpa hak) hanya karena keaniayaan semata.

(Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat kedurhakaan dan karena mereka melanggar batas) artinya batas-batas peraturan hingga jatuh ke dalam maksiat. Kalimat pertama diulangnya untuk memperkuatnya.
««•»»
And when you said, ‘Moses, we will not endure one sort of food, that is to say, manna and quails; pray to your Lord for us, that He may bring forth for us, something, of (min here is explicative) what the earth produces — green herbs, cucumbers, garlic, lentils, onions’, he, Moses, said, to them, ‘Would you exchange what is better, more noble, that is, do you substitute this, with what is lowlier?’ (the hamza of a-tastabdilūna is for rebuke); they thus refused to change their mind and he [Moses] supplicated to God, and He, exalted be He, said, ‘Go down to a city, whichever city it may be; you shall have, there, what you demanded’ of vegetable produce; And abasement, submissiveness, and wretchedness, that is, the signs of poverty on account of their submissiveness and debasement that always accompany them, even if they be rich, in the same way that a coin never changes its mint; were cast upon them, and they incurred, ended up with God’s wrath; that, that is, that affliction and wrath, was because they used to disbelieve the signs of God and slay prophets, such as Zachariah and John, without right, that is, unjustly; that was because they disobeyed, and they were transgressors, overstepping the bounds in disobedience (here the repetition [dhālik bi-mā ‘asaw wa-kānū ya‘tadūn] is for emphasis).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 60]•[AYAT 62]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
61of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=61&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:61


[002] Al Baqarah Ayat 060

««•»»
Surah Al Baqarah 60

وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
««•»»
wa-idzi istasqaa muusaa liqawmihi faqulnaa idhrib bi'ashaaka alhajara fainfajarat minhu itsnataa 'asyrata 'aynan qad 'alima kullu unaasin masyrabahum kuluu waisyrabuu min rizqi allaahi walaa ta'tsaw fii al-ardhi mufsidiina
««•»»
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) {55}. Makan dan minumlah rizki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
{55} Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A`raaf ayat 160.
««•»»
And when Moses prayed for water for his people, We said, ‘Strike the rock with your staff.’ Thereat twelve fountains gushed forth from it; every tribe came to know its drinking-place. ‘Eat and drink of Allah’s provision, and do not act wickedly on the earth, causing corruption.’
««•»»

Pada permulaan ayat ini Allah swt. mengisahkan bagaimana Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah swt. untuk mendapatkan air minum bagi para pengikutnya itu yang terdiri dari dua belas suku. Allah mengabulkan doa tersebut, lalu memerintahkan Nabi Musa a.s. memukulkan tongkatnya ke sebuah batu besar yang ada di padang pasir itu. Tiba-tiba memancarlah air dari batu sebanyak dua belas sumber, sehingga masing-masing suku dari kaum Nabi Musa a.s. mendapatkan air minum dengan cukup.

Kejadian ini merupakan mukjizat bagi Musa a.s. untuk membuktikan kerasulannya dan untuk menunjukkan kekuasaan Allah swt.

Sesungguhnya Allah kuasa memancarkan air dari batu, tanpa dipukul dengan tongkat lebih dahulu akan tetapi Allah swt. hendak memperlihatkan kepada hamba-Nya hubungan sebab dengan akibat, supaya mereka itu apabila menginginkan sesuatu haruslah berusaha dan bekerja mendapatkannya menurut proses hubungan antara sebab dan akibat. Allah swt. telah menyediakan rezeki untuk setiap makhluk-Nya yang hidup di muka bumi ini, akan tetapi rezeki itu tak datang sendiri, melainkan harus diusahakan dan harus ditempuh cara caranya. Siapa yang malas berusaha tentu tidak akan mendapatkan rezeki yang diperlukan.

Akan tetapi, di samping itu Allah swt. telah menciptakan manusia ini mempunyai pikiran dan perasaan yang terbatas, sehingga ia hanya dapat memahami yang berada dalam daerah jangkauan indera pikiran dan perasaannya. Apabila ia melihat adanya sesuatu yang berada di luar kemampuannya, ia berusaha untuk mengembalikan persoalannya kepada yang telah diketahuinya. Bila ia tidak dapat memahaminya sama sekali maka ia menjadi bingung, apabila hal itu terjadi di hadapannya berulang kali. Maka Allah memperlihatkan mukjizat melalui para nabi sesuai dengan keadaan umat pada masa nabi itu.

Allah swt. menyuruh mereka makan dan minum dari rezeki yang telah dilimpahkan kepada mereka dan dilarang-Nya mereka untuk berbuat kelaliman.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan) ingatlah (ketika Musa memohon air) (untuk kaumnya) yakni ketika mereka telah kehausan di padang Tih (lalu firman Kami, "Pukulkanlah tongkatmu ke atas batu itu!") yaitu batu yang pernah membawa lari pakaiannya, bentuknya tipis persegi empat sebesar kepala manusia, batu lunak atau seperti keduanya lalu dipukulkannya (maka terpancarlah) terbelahlah batu itu lalu keluar air (daripadanya dua belas mata air) yaitu sebanyak jumlah suku Bani Israel (sesungguhnya telah mengetahui tiap-tiap suku) yakni tiap-tiap suku di antara mereka (tempat minum mereka) masing-masing hingga mereka tidak saling berebut.

Lalu firman Kami kepada mereka, ("Makan dan minumlah rezeki yang diberikan Allah dan janganlah kamu berbuat keonaran di muka bumi dengan melakukan pengrusakan!") 'Mufsidiin' menjadi 'hal' yang memperkuat perbuatan pelaku '`atsiya' yang berarti berbuat keonaran
.
««•»»
And, mention, when Moses sought water for his people, for they suffered thirst in the wilderness, We said, ‘Strike with your staff the rock, (the one that ran off with his robe, a light cube-like [rock] about the size of a man’s head, made of marble) and he struck it, and there exploded, there burst and gushed forth, from it twelve fountains, equal to the number of tribes, each people, [each] tribe among them, came to know their drinking-place, which they did not share with any of the others. And We said to them, ‘Eat and drink of that which God has provided, and do not be degenerate in the earth, seeking corruption’ (mufsidīn is a circumstantial qualifier emphasising its operator, the subject of the verb [lā ta‘thaw, ‘do not be degenerate’] derived from ‘athiya, meaning afsada, ‘to corrupt’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 59]•[AYAT 61]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
59of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=60&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:60


[002] Al Baqarah Ayat 059

««•»»
Surah Al Baqarah 59

فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
««•»»
fabaddala alladziina zhalamuu qawlan ghayra alladzii qiila lahum fa-anzalnaa 'alaa alladziina zhalamuu rijzan mina alssamaa-i bimaa kaanuu yafsuquuna
««•»»
Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.
««•»»
But the wrongdoers changed the saying with other than what they were told. So We sent down on those who were wrongdoers a plague from the sky because of the transgressions they used to commit.
««•»»

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Lalu orang-orang yang aniaya mengubah) di antara mereka (perintah yang tidak dititahkan kepada mereka) mereka mengatakan, habbatun fi sya`ratin , bahkan mereka memasukinya bukan dengan bersujud tetapi merangkak di atas pantat mereka. (Maka Kami timpakan atas orang-orang yang aniaya itu) di sini disebutkan "atas orang-orang yang aniaya itu", yang sebenarnya cukup dengan kata ganti 'mereka' saja, dengan maksud sebagai kecaman (siksa) berupa penyakit taun (dari langit disebabkan kefasikan mereka) disebabkan mereka melanggar ketaatan. Maka dalam waktu satu jam ada 70 ribu orang atau mendekati jumlah itu di antara mereka yang mati.
««•»»
Then the evildoers, among them, substituted a saying other than that which had been said to them, and said instead, ‘A grain inside a hair’ and entered [the town] dragging themselves on their rears; so We sent down upon the evildoers (the replacement of the second person [of the previous verse] with the overt identification in the third person alladhīna zalamū, ‘the evildoers’, is intended to emphasise the depravity of their action) wrath, a punishment of plague, from the heaven for their wickedness, for deviating from obedience, and within a very short period of time just under seventy thousand of them were dead.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 58]•[AYAT 60]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
59of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=59&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:59


[002] Al Baqarah Ayat 058

««•»»
Surah Al Baqarah 58

وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ
««•»»
wa-idz qulnaa udkhuluu haadzihi alqaryata fakuluu minhaa haytsu syi/tum raghadan waudkhuluu albaaba sujjadan waquuluu hiththhatun naghfir lakum khathaayaakum wasanaziidu almuhsiniina
««•»»
Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud  {54}, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik".
{54} Maksudnya menurut sebagian ahli tafsir: menundukkan diri.
««•»»
And when We said, ‘Enter this town,[1] and eat thereof freely whencesoever you wish, and enter prostrating at the gate, and say, “Relieve [us of the burden of our sins],”[2] that We may forgive your iniquities, and soon We will enhance the virtuous.’
[1] This city, according to tradition (see Tafsīr al-Imām al-ʿAskarī), was Arīḥāʾ or Jericho (or Jerusalem, according to some commentators), an ancient city of Palestine near the northwest shore of the Dead Sea. A stronghold commanding the valley of the lower Jordan River, it was captured and destroyed by Joshua forty years later.
[2] Or ‘[We beseech] forgiveness [for our sins].’
««•»»

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ingatlah ketika Kami berfirman,) kepada mereka setelah mereka keluar dari bukit Tih, ("Masuklah kamu ke negeri ini"), yakni Baitulmakdis atau Yerusalem dan ada pula yang mengatakannya `Ariha` (Maka makanlah di antara makanannya yang baik lagi enak mana yang kamu sukai) tanpa ada larangan (dan masukilah pintu gerbangnya) (dalam keadaan bersujud) artinya menundukkan diri (dan ucapkanlah) sebagai permohonan, ("Bebaskanlah kami dari dosa!") (niscaya Kami ampuni) menurut suatu qiraat `yughfar`, sedangkan menurut suatu qiraat lainnya `tughfar`, keduanya kata kerja pasif yang berarti `diampuni` (bagimu kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami tambah pula pemberian Kami kepada orang-orang yang berbuat baik) maksudnya diampuni karena berlaku taat, diberi tambahan, yakni pahalanya.
««•»»
And when We said, to them, after they came out of the wilderness, ‘Enter this city, either the Holy House [of Jerusalem] (Bayt al-Maqdis) or Jericho (Arīhā), and eat freely therein wherever you will, plentifully and without any restrictions, and enter it at the gate, its gate, prostrating, bowing, and say, ‘our request is for [an] exoneration’, that is, ‘That we be exonerated from our transgressions’, and We shall forgive (naghfir: a variant reading has one of the two passive forms yughfar or tughfar, ‘[they] will be forgiven’) you your transgressions and We shall give more to those who are virtuous’ — through obedience — in terms of reward.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 57]•[AYAT 59]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
58of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=58&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:58


[002] Al Baqarah Ayat 057

««•»»
Surah Al Baqarah 57

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
««•»»
wazhallalnaa 'alaykumu alghamaama wa-anzalnaa 'alaykumu almanna waalssalwaa kuluu min thayyibaati maa razaqnaakum wamaa zhalamuunaa walaakin kaanuu anfusahum yazhlimuuna
««•»»
Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa" {53}. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
{53} Salah satu nikmat Tuhan kepada mereka Ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. manna Ialah: makanan manis sebagai madu. Salwa Ialah: burung sebangsa puyuh.
««•»»
And We shaded you with clouds, and We sent down to you manna and quails: ‘Eat of the good things We have provided for you.’ And they did not wrong Us, but they used to wrong [only] themselves.
««•»»

(Dan Kami naungi kamu dengan awan), artinya Kami taruh awan tipis di atas kepalamu agar kamu terlindung dari panasnya cahaya matahari di padang Tih, (dan Kami turunkan padamu) di padang Tih itu (manna dan salwa) yakni makanan manis seperti madu dan daging burung sebangsa puyuh dan firman Kami, ("Makanlah di antara makanan yang baik yang Kami karuniakan kepadamu.") dan janganlah kamu simpan! Tetapi mereka mengingkari nikmat itu dan mereka menyimpannya. Maka Allah pun menghentikan rezeki itu atas mereka (dan tidaklah mereka menganiaya Kami) dengan perbuatan itu, (tetapi mereka menganiaya diri mereka sendiri) karena bencananya kembali kepada mereka juga.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami naungi kamu dengan awan), artinya Kami taruh awan tipis di atas kepalamu agar kamu terlindung dari panasnya cahaya matahari di padang Tih, (dan Kami turunkan padamu) di padang Tih itu (manna dan salwa) yakni makanan manis seperti madu dan daging burung sebangsa puyuh dan firman Kami, ("Makanlah di antara makanan yang baik yang Kami karuniakan kepadamu.") dan janganlah kamu simpan! Tetapi mereka mengingkari nikmat itu dan mereka menyimpannya. Maka Allah pun menghentikan rezeki itu atas mereka (dan tidaklah mereka menganiaya Kami) dengan perbuatan itu, (tetapi mereka menganiaya diri mereka sendiri) karena bencananya kembali kepada mereka juga.
««•»»
And We made the cloud overshadow you, that is, We sheltered you with fine clouds from the heat of the sun while you were in the wilderness; and We sent down, in them [the clouds], upon you manna and quails — which are [respectively, a type of citrus known as] turunjabīn and the quail — and We said: ‘Eat of the good things We have provided for you’, and do not store any of it away, but they were not grateful for this favour and stored the food, and so they were deprived of it; And they did not wrong Us, in this, but themselves they wronged, since the evil consequences [of this] befell them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 56]•[AYAT 58]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
57of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=57&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:57


[002] Al Baqarah Ayat 056

««•»»
Surah Al Baqarah 56

ثُمَّ بَعَثناكُم مِن بَعدِ مَوتِكُم لَعَلَّكُم تَشكُرونَ
««•»»
tsumma ba'atsnaakum min ba'di mawtikum la'allakum tasykuruuna
««•»»
Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati  52 , supaya kamu bersyukur.{ 52  Yang dimaksud dengan mati di sini menurut sebagian mufassirin Ialah: mati yang sebenarnya, dan menurut sebagian yang lain Ialah: pingsan akibat sambaran halilintar.
««•»»
Then We raised you up after your death so that you might give thanks.
««•»»

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Setelah itu Kami bangkitkan kamu) maksudnya Kami hidupkan kembali kamu, (setelah kematian kamu agar kamu bersyukur) atas nikmat karunia Kami itu.
««•»»
Then We raised you up, brought you back to life, after you were dead, so that you might be thankful, for this favour of Ours.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 55]•[AYAT 57]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
56of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=56&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:56


[002] Al Baqarah Ayat 055

««•»»
Surah Al Baqarah 55

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
««•»»
wa-idz qultum yaa muusaa lan nu/mina laka hattaa naraa allaaha jahratan fa-akhadzatkumu alshshaa'iqatu wa-antum tanzhuruuna
««•»»
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang {51}, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya {51}."
{50} Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala.
{51} Karena permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan mereka, sebab itu mereka disambar halilintar sebagai azab dari tuhan.
««•»»
And when you said, ‘O Moses, we will not believe you until we see Allah visibly.’ Thereupon a thunderbolt seized you as you looked on.
««•»»

Dalam ayat ini Allah swt. mengingatkan Bani Israel kepada sifat-sifat dan keingkaran nenek moyang mereka dahulunya kepada Nabi Musa a.s. yaitu bahwa mereka pernah berkata kepada Nabi Musa a.s., "Kami tidak akan beriman kepadamu sampai kami dapat melihat Allah terang-terangan". Karena sikap dan kelakuan mereka yang demikian itu maka Allah swt. menurunkan azab kepada mereka, yaitu halilintar yang menyambar mereka.

Menurut riwayat, mereka berjumlah tujuh puluh orang yang dipilih oleh Nabi Musa a.s. untuk pergi bersamanya ke bukit Tursina, meminta ampun atas kesalahan mereka menyembah anak sapi.

Mereka mengatakan kepada Nabi Musa a.s. bahwa sebelum mereka dapat melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri, mereka tidak akan beriman, tidak akan membenarkan ucapan Nabi Musa a.s. bahwa Taurat itu adalah Kitab Allah dan bahwa Musa telah mendengar perkataan-Nya bahwa dia memerintahkan untuk menerima perkataan dan mengamalkannya. Lalu datanglah halilintar menyambar mereka itu, sedang yang lain menyaksikan peristiwa itu dengan jelas.

Demikian sikap Bani Israel itu terhadap Nabi Musa a.s. mereka selalu bertingkah dan membangkang. Maka datanglah azab Tuhan kepada mereka. Bermacam-macam penyakit menimpa mereka. Binatang-binatang kecil yang menyebarkan penyakit-penyakit itu telah membinasakan sejumlah besar dari mereka. Maka tidaklah mengherankan bahwa ketika datang Nabi Muhammad saw menyeru mereka kepada agama Islam, mereka bersikap menentang dengan dalih, mereka menolak seruan itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ketika kamu berkata) yaitu setelah kamu pergi bersama Musa untuk memohon ampun kepada Allah sebab menyembah patung anak lembu dan telah kamu dengar pula firman-Nya. ("Hai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah secara terang!") secara nyata. (Sebab itu kamu disambar petir) atau halilintar hingga kamu tewas (sedang kamu menyaksikannya) atas peristiwa yang menimpa dirimu itu.
««•»»
And when you said, having gone out with Moses to apologise before God for your worship of the calf, and having heard what he had said [to you]; ‘O Moses, we will not believe you till we see God openly’, with our own eyes; and the thunderbolt, the shout, took you, and you died, while you were beholding, what was happening to you.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 54]•[AYAT 56]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
55of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=55&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:55


[002] Al Baqarah Ayat 054

««•»»
Surah Al Baqarah 54

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
««•»»
wa-idz qaala muusaa liqawmihi yaa qawmi innakum zhalamtum anfusakum biittikhaadzikumu al'ijla fatuubuu ilaa baari-ikum fauqtuluu anfusakum dzaalikum khayrun lakum 'inda baari-ikum fataaba 'alaykum innahu huwa alttawwaabu alrrahiimu
««•»»
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu [49}. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
[49} Membunuh dirimu ada yang mengartikan: orang-orang yang tidak menyembah anak lembu itu membunuh orang yang menyembahnya. Adapula yang mengartikan: orang yang menyembah patung anak lembu itu saling bunuh-membunuh, dan apa pula yang mengartikan: mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing untuk bertaubat.

««•»»
And [recall] when Moses said to his people, ‘O my people! You have indeed wronged yourselves by taking up the Calf [for worship]. Now turn penitently to your Maker, and slay [the guilty among] your folks. That will be better for you with your Maker.’ Then He turned to you clemently. Indeed He is the All-clement, the All-merciful.
««•»»

Dengan ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah agar menyampaikan kepada Bani Israel yang ada pada waktu itu bahwa Musa a.s. dahulu sekembalinya dari munajat dengan Tuhannya,

Musa a.s. mendapati kaumnya menyembah patung anak sapi, lalu dia berkata kepada kaumnya, "Hai kaumku Sesungguhnya dengan perbuatan kamu menjadikan anak sapi itu sebagai tuhanmu, kamu telah membinasakan diri kamu sendiri dan telah melenyapkan pahala yang sedianya akan kamu terima di sisi Tuhanmu. Alangkah baiknya, seandainya kamu menepati janji yang telah diikrarkan dan kamu mengikuti syariatku . Oleh sebab itu bertobatlah kepada Tuhanmu telah menciptakan kamu dan janganlah berbuat kebodohan semacam itu, di mana kamu telah meninggalkan Tuhanmu yang sesungguhnya, lalu kamu mengambil anak sapi sebagai sembahanmu."

Musa a.s. juga memerintahkan kepada mereka, "Bunuhlah diri kamu". Maksudnya: agar orang-orang yang tidak berbuat kejahatan itu di antara mereka membunuh mereka yang telah bersalah itu, atau mereka yang telah berbuat kejahatan itu supaya membunuh diri mereka sendiri sebagai pernyataan tobat kepada Al1ah swt.

Kemudian Musa a.s. mengatakan kepada mereka bahwa bertobat dan membunuh diri sebagai pernyataan tobat itu lebih balk bagi mereka di sisi Allah swt. daripada terus-menerus berbuat kedurhakaan yang menyebabkan mereka di timpa azab. Apabila mereka telah bersih dari kotoran-kotoran dosa itu, barulah mereka patut menerima pahala dan ganjaran.

Pada akhir ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa setelah mereka melakukan yang diperintahkan Musa a.s. Allah swt. menerima tobat dan memaafkan kesalahan mereka karena Dialah yang memberikan jalan kepada orang-orang yang berdosa itu untuk bertobat dan Dia menerima tobat itu dari mereka, sebab Dia Maha Pengasih kepada orang-orang yang mau bertobat kepada-Nya. Seandainya tidak demikian, tentulah segera ditimpakan kebinasaan kepada mereka lantaran dosa-dosa besar yang mereka lakukan itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ketika Musa berkata kepada kaumnya) yang telah menyembah patung anak lembu itu ("Hai kaumku! Sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu karena kamu telah mengambil anak lembu) sebagai sembahan, (maka bertobatlah kamu kepada Tuhanmu) yang telah menciptakanmu atas kesalahanmu tidak menyembah kepada-Nya, (maka bunuhlah dirimu) maksudnya hendaklah yang tidak bersalah di antaramu membunuh yang bersalah.

(Demikian itu) yakni membunuh itu (lebih baik bagimu di sisi Tuhanmu) hingga dituntun-Nya kamu untuk melakukannya dan dikirim-Nya awan hitam agar sebagian kamu tidak melihat lainnya yang akan menyebabkan timbulnya rasa kasihan di antara kamu yang akan menghalangi pembunuhan ini. Maka berhasillah pembunuhan masal itu sehingga yang tewas di antara kamu tidak kurang dari tujuh puluh ribu orang banyaknya. (Maka Allah menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang").
««•»»
And when Moses said to his people, those who worshipped the calf, ‘My people, you have done wrong against yourselves by your taking the [golden] calf, for a god; now turn to your Creator, away from that worship [of the calf] and slay one another, that is, let the innocent of you slay the guilty; That, slaughter, will be better for you in your Creator’s sight’, who made it easier for you to accomplish this and sent down a dark cloud over you, so that none of you was able to see the other and show him mercy, such that almost seventy thousand of you were killed; and He will turn to you [relenting], before your [turning in] repentance; truly He is the Relenting, the Merciful.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 53]•[AYAT 55]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
54of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=54&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:54


[002] Al Baqarah Ayat 053

««•»»
Surah Al Baqarah 53

وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
««•»»
wa-idz aataynaa muusaa alkitaaba waalfurqaana la'allakum tahtaduuna
««•»»
Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.
««•»»
And when We gave Moses the Book and the Criterion[1] so that you might be guided.
[1] That is, that by means of which truth and falsehood are distinguished from each other (cf.21.48). Elsewhere (3:4;25:1) the Qurʾān is also called al-Furqān.
««•»»

Dalam ayat ini Allah swt. mengingatkan lagi kepada mereka nikmat-Nya yang lain ialah Kitab Taurat diturunkan-Nya kepada mereka sebagai bukti untuk menguatkan kerasulan Nabi Musa a.s. Kitab tersebut diturunkan kepada mereka, melalui Nabi Musa a.s. untuk mereka jadikan petunjuk, dengan memahami isinya serta mengamalkan syariat dan petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalamnya, agar mereka kembali menjadi orang baik-baik dan tidak lagi terjerumus kepada kesesatan yang lain, misalnya menyembah patung-patung dan sebagainya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ingatlah ketika Kami berikan kepada Musa Alkitab) yakni kitab Taurat (dan pemisah) merupakan `athaf tafsir` hubungan sebagai penjelasan bagi Taurat yang menjadi pemisah di antara yang hak dengan yang batil, yang halal dengan yang haram (agar kamu peroleh petunjuk) dengannya dari kesesatan.
««•»»
And when We gave to Moses the Scripture, the Torah, and the Criterion (wa’l-furqān is an explicative supplement [of Torah]), that is, the one that discriminates (faraqa) between truth and falsehood and between what is licit and illicit, so that you might be guided, by it away from error.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 52]•[AYAT 54]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
53of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=53&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:53


Minggu, 26 April 2015

[002] Al Baqarah Ayat 052

««•»»
Surah Al Baqarah 52

ثُمَّ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
««•»»
tsumma 'afawnaa 'ankum min ba'di dzaalika la'allakum tasykuruuna
««•»»
Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.
««•»»
Then We excused you after that so that you might give thanks.
««•»»

Allah swt. Maha Pengasih dan Maha Pengampun kepada hamba-Nya. Walaupun Bani Israel telah melakukan kekafiran, keingkaran dan kemusyrikan sedemikian rupa, namun Allah swt. masih memberi maaf dan keampunan kepada mereka. Semoga mereka mensyukuri-Nya. Allah swt. tidak segera menimpakan azab kepada mereka melainkan ditangguhkan-Nya sampai datangnya Nabi Musa memberitahukan kepada mereka cara menebus dosa, agar selanjutnya mereka mensyukuri nikmat-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kemudian Kami maafkan kamu) Kami hapus dan ampuni kesalahanmu (setelah itu) setelah pengambilan patung menjadi tuhan (agar kamu bersyukur) dan menyadari nikmat karunia Kami kepadamu.
««•»»
Then We pardoned you, erasing your sins, after that, act of worship, so that you might be thankful, for Our favour upon you.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 50]•[AYAT 53]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
52of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=52&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:52


Minggu, 12 April 2015

[002] Al Baqarah Ayat 051


««•»»
Surah Al Baqarah 51

وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ
««•»»
wa-idz waa'adnaa muusaa arba'iina laylatan tsumma ittakhadztumu al'ijla min ba'dihi wa-antum zhaalimuuna
««•»»
Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu {48} (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim.
{48} Anak lembu itu dibuat mereka dari emas untuk disembah.

««•»»
And when We made an appointment with Moses for forty nights, you took up the Calf [for worship] in his absence, and you were wrongdoers.
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. mengingatkan mereka kepada nikmat yang lain sesudah nikmat-nikmat-Nya yang tersebut di atas, juga yang tidak mereka syukuri, bahkan mereka ingkari dan dengan demikian mereka telah berbuat zalim terhadap diri mereka sendiri. Nikmat tersebut ialah bahwa mereka setelah selamat menyeberangi laut itu lalu mereka bertanya kepada Musa a.s. kapan Allah swt. akan menurunkan kitab suci (Taurat) kepadanya. Maka Allah menjanjikan kepada Musa a.s. akan memberikan kitab Taurat kepadanya dan Allah menentukan waktu itu. Mereka menganggap bahwa waktu yang ditetapkan itu terlalu lama mereka buatlah patung anak sapi dari emas yang dapat bersuara dan mereka sembah. Dengan demikian mereka telah menganiaya diri. mereka sendiri karena perbuatan syirik yang mereka lakukan itu.

Sikap mereka itu adalah sangat mengherankan, sebab janji Allah swt. kepada Nabi Musa a.s. akan menurunkan Kitab Taurat itu sebenarnya adalah merupakan nikmat dan keutamaan yang amat besar bagi Bani Israel itu tetapi mereka balas dengan perbuatan yang amat keji, serta kekafiran dan kebodohan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ingatlah ketika Kami menjanjikan) dalam sekian masa (kepada Musa selama empat puluh malam) maksudnya Kami janjikan akan memberinya Taurat setelah 40 malam untuk menjadi pedoman bagi kamu (lalu kamu ambil anak lembu) maksudnya patung anak lembu yang ditempa oleh Samiri menjadi tuhan (sepeninggalnya) artinya setelah ia pergi memenuhi perjanjian dengan Kami itu, (dan kamu adalah orang-orang aniaya) disebabkan menaruh sesuatu bukan pada tempatnya, yaitu mengambil anak lembu itu sebagai sembahan.
««•»»
And when We appointed for (wā‘adnā or wa‘adnā) Moses forty nights, at the end of which We shall give him the Torah for you to implement, then you took to yourselves the calf, the one which the Samaritan fashioned for you as a god, after him, that is, after he departed for Our appointment, and you were evildoers, for taking it [in worship], because you directed your worship to the wrong place.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 50]•[AYAT 52]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
51of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=51&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:51


[002] Al Baqarah Ayat 050

««•»»
Surah Al Baqarah 50

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
««•»»
wa-idz faraqnaa bikumu albahra fa-anjaynaakum wa-aghraqnaa aala fir'awna wa-antum tanzhuruuna
««•»»
Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan {47}.
{47} Waktu Nabi Musa a.s. membawa Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir`aun, mereka harus melalui laut merah sebelah Utara. Maka Tuhan memerintahkan kepada Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. perintah itu dilaksanakan oleh Musa hingga belahlah laut itu dan terbentanglah jalan raya ditengah-tengahnya dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. sedang Fir`aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi di waktu mereka berada di tengah-tengah laut, Kembalilah laut itu sebagaimana biasa, lalu tenggelamlah mereka.
««•»»
And when We parted the sea with you,[1] and We delivered you and drowned Pharaoh’s clan as you looked on.
[1] That is, through your entering it.
««•»»

Maka dalam ayat-ayat ini Allah swt. menyebutkan nikmat-Nya yang lain kepada mereka, yaitu bahwa Dia telah menyelamatkan mereka dulunya ketika mereka meninggalkan Mesir di bawah pimpinan Nabi Musa a.s. dikejar oleh Firaun bersama tentaranya.

Setelah Allah swt. mengangkat Musa a.s. menjadi Rasul-Nya, Dia memerintahkan supaya menyeru Firaun dan kaumnya untuk beriman kepada-Nya dan agar menuntut kepada Firaun supaya membebaskan Bani Israel yang berada di negeri itu dan untuk menghentikan kekejaman-kekejaman yang dilakukan terhadap mereka. Sebagai jawabannya, Firaun memperhebat siksaan dan kekejaman mereka terhadap Bani Israel itu dan diperintahkannya kepada rakyatnya untuk meningkatkan kerja paksa yang ditimpakan kepada mereka itu.

Allah swt. lalu memberikan mukjizat-mukjizat kepada Musa a.s. dan saudaranya, yaitu Nabi Harun, antara lain ialah. tongkat Nabi Musa a.s. dapat berubah menjadi ular dan dapat menelan ular-ular yang dijelmakan oleh ahli ahli sihir yang dikerahkan Firaun untuk melawan mukjizat Nabi Musa a.s.

Melihat kenyataan-kenyataan itu, para ahli sihir itu pun mengakui kekalahan mereka, lalu menyatakan beriman kepada Tuhan. Akhirnya Firaun mengusir dan mengejar-ngejar mereka.

Maka berangkatlah mereka meninggalkan negeri itu di bawah pimpinan Musa a.s., sedangkan Firaun dan bala tentaranya mengejar mereka.

Ketika mereka itu sampai di tepi laut Qulzum, yaitu laut Merah yang membatasi negeri Mesir dengan semenanjung Sinai, maka Allah memerintahkan kepada Nabi Musa a.s. supaya memukulkan tongkatnya ke laut itu. Lalu Musa a.s. melakukannya, maka terbelahlah air laut itu dan terbentanglah dua belas jalur jalan raya yang akan dilalui Nabi Musa a.s. bersama pengikut-pengikutnya yang terdiri dari dua belas rombongan, sehingga selamatlah mereka sampai ke seberang.

Sementara itu Firaun bersama tentaranya terus mengejar mereka tetapi ketika mereka sampai di tengah-tengah laut itu, maka air laut kembali bertaut, sehingga mereka semuanya tenggelam ditelan air laut. Kejadian itu disaksikan oleh Bani Israel yang telah selamat ke seberang.

Terbelahnya laut merupakan salah satu dari mukjizat-mukjizat Nabi Musa a.s. untuk membuktikan kepada manusia bahwa Allah adalah Maha Kuasa. Dialah yang menciptakan alam ini dan Dia pula yang menetapkan undang-undang alam yang berlaku sepanjang masa dan Dia berkuasa pula merubah atau membatalkan undang-undang alam tersebut apabila dikehendaki-Nya. Hukum-hukum alam yang berlaku pada air ialah bahwa air sebagai salah satu benda cair tidaklah dapat terpisah tanpa adanya benda lain yang memisahkannya. Undang-undang inilah yang dirubah dan dibatalkan-Nya ketika terbelahnya air laut itu. Air laut bersibak dan berdiri seperti dinding-dinding yang tegak lurus tanpa adanya sesuatu yang menahannya, sehingga terbentanglah jalan raya di antara dinding-dinding tersebut.

Demikianlah besarnya nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada Bani Israel itu. Mereka telah dibebaskan dari kekejaman Firaun dan rakyatnya. Kemudian mereka diselamatkan pula ketika menyeberang laut. Sesudah itu mereka dapat pula menyaksikan dengan mata kepala sendiri tenggelamnya musuh-musuh mereka di tengah laut yang tentu saja menggembirakan hati mereka. Sepatutnyalah mereka mensyukuri mikmat-nikmat tersebut.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan) ingatlah (ketika Kami pisah) Kami belah (demi karenamu) (lautan) sehingga kamu dapat masuk dan melintasinya ketika melarikan diri dari musuhmu (lalu Kami selamatkan kamu) dari bahaya tenggelam, (dan Kami tenggelamkan keluarga Firaun) beserta kaumnya (sedang kamu sendiri menyaksikan) hal itu, yaitu bertautnya lautan yang menyungkup mereka.
««•»»
And, remember, when We divided, split in two, for you, on account of you, the sea, such that you were able to cross it and escape from your enemy; and We delivered you, from drowning, and drowned Pharaoh’s folk, his people with him, while you were beholding the sea crashing down on top of them.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 49]•[AYAT 51]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
50of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=50&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:50


[002] Al Baqarah Ayat 049


««•»»
Surah Al Baqarah 49

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ
««•»»
wa-idz najjaynaakum min aali fir'awna yasuumuunakum suu-a al'adzaabi yudzabbihuuna abnaa-akum wayastahyuuna nisaa-akum wafii dzaalikum balaaun min rabbikum 'azhiimun
««•»»
Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.
««•»»
And when We delivered you from Pharaoh’s clan who inflicted a terrible torment on you, and slaughtered your sons and spared your women, and in that there was a great test from your Lord.
««•»»

Dalam ayat ini, Allah swt. mengingatkan lagi kepada mereka tentang nikmat-nikmat-Nya yang lain, yaitu bahwa mereka telah diselamatkan-Nya dari kesengsaraan yang mereka alami, yang timbul dari kekejaman Firaun 81) raja negeri Mesir, di waktu Bani Israel itu bertempat tinggal di sana.

Orang yang pertama-tama dari kalangan Bani Israel itu yang masuk ke Negeri Mesir, ialah Nabi Yusuf a.s. Kemudian saudara-saudaranya datang pula ke sana dan tinggal bersamanya. Selanjutnya, keturunan mereka itulah yang berkembang biak di sana, sehingga dalam masa 400 tahun saja jumlah mereka telah mencapai 600.000 orang. Penduduk asli telah terdesak karena Bani Israel itu giat bekerja dan memiliki pikiran yang lebih cerdas. Di samping itu mereka sangat mementingkan diri sendiri karena mereka masih tetap menganggap diri mereka sebagai sya`bullah. Sebab itu, mereka tidak mau bersatu padu dengan penduduk asli di sana dan tidak mau bekerja sama dan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat keadaan yang demikian, maka penduduk ash negeri itu semakin merasa khawatir, sebab apabila Bani Israel itu semakin banyak jumlahnya maka mereka akan menguasai keadaan dan penduduk asli sendiri akan semakin terdesak. Oleh sebab itu mereka berusaha untuk melemahkan kekuatan Bani Israel itu. Mula-mula dengan mewajibkan kerja paksa kepada mereka. Kemudian semakin meningkat dengan pembunuhan anak-anak lelaki mereka dan hanya anak-anak perempuan mereka yang dibiarkan hidup. Raja Firaun memerintahkan kepada setiap suku-suku rakyatnya untuk membunuh setiap lelaki Bani Israel itu walaupun anak-anak kecil mereka.

Penderitaan yang dialami Bani Israel itu merupakan ujian bagi mereka karena mereka telah melupakan nikmat-nikmat dan mereka telah melakukan bermacam-macam dosa. Kemudian Allah swt. mengampuni dan menerima tobat mereka dan dikaruniakan-Nya pula nikmat yang besar, yaitu mereka diselamatkan-Nya dari kesengsaraan yang mereka alami dari kekejaman Firaun itu. Tetapi rahmat inipun merupakan ujian bagi mereka, apakah nantinya mereka akan mensyukuri nikmat itu atau tidak.

Kita Umat Islam dapat pelajaran yang berharga dari kisah Bani Israel itu. Allah swt. mula-mula telah melimpahkan bermacam-macam nikmat-Nya kepada umat Islam, sehingga umat ini telah bersatu di bawah panji-panji Islam dan hidup dalam persaudaraan yang kokoh, sehingga berhasil membangun negara Islam yang kuat, Akan tetapi kemudian terjadilah perpecahan di antara umat Islam, sehingga Allah swt. mendatangkan malapetaka kepada mereka.

Kerajaan Bani Abbas di Bagdad diruntuhkan oleh bangsa Tartar. Kemudian terjadi perang Salib dalam waktu yang panjang. Sementara itu bangsa-bangsa barat menyusup ke negeri-negeri Islam, menguasai sumber-sumber kekayaan sehingga umat Islam di mana-mana menjadi lemah, takluk di bawah kekuasaan kaum penjajah. Barulah akhir-akhir ini negara Islam dapat bangkit kembali dan berhasil memerdekakan negeri mereka dari kekuasaan penjajah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan) ingatlah (ketika Kami membebaskan kamu) maksudnya nenek moyangmu, ucapan ini dan yang berikutnya ditujukan kepada generasi yang terdapat di masa nabi kita, mengenai nikmat karunia yang dilimpahkan kepada nenek moyang mereka itu, agar mereka ingat kepadanya dan beriman kepada Allah Taala (dari kaum keluarga Firaun yang merasakan kepadamu) maksudnya menimpakan (sejelek-jelek siksaan) artinya siksaan yang amat berat. Kalimat itu merupakan `hal` bagi kata ganti orang yang terdapat pada `membebaskan kamu`. (Mereka menyembelih) merupakan penjelasan bagi kalimat yang sebelumnya (anak-anak lelakimu) (dan membiarkan hidup) artinya tidak membunuh (anak-anak perempuanmu). Hal ini disebabkan ramalan tukang tenung bahwa akan ada seorang anak lelaki kelahiran Bani Israel yang akan menjadi penyebab lenyapnya kerajaan Firaun itu. (Dan hal yang demikian itu) yakni siksaan atau pembebasan (menjadi cobaan) ujian atau pemberian nikmat (yang amat besar dari Tuhanmu)?
««•»»
And, remember, when We delivered you, your forefathers: the address here and henceforth directed to those living at the time of the our Prophet, is about how God blessed their forefathers, and is intended to remind them of God’s grace so that they might believe; from the folk of Pharaoh who were visiting you with, that is, making you taste, evil chastisement, of the worst kind (the sentence here is a circumstantial qualifier referring to the person of the pronoun [suffixed] in najjaynākum, ‘We delivered you’); slaughtering your, newly-born, sons: this is explaining what has just been said; and sparing, retaining, your women, [doing so] because of the saying of some of their priests that a child born among the Israelites shall bring about the end of your rule [Pharaoh]; and for you therein, chastisement or deliverance, was a tremendous trial, a test or a grace, from your Lord.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 48]•[AYAT 50]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
49of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=49&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:49