Senin, 27 April 2015

[002] Al Baqarah Ayat 061

««•»»
Surah Al Baqarah 61

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نَصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
««•»»
wa-idz qultum yaa muusaa lan nashbira 'alaa tha'aamin waahidin faud'u lanaa rabbaka yukhrij lanaa mimmaa tunbitu al-ardhu min baqlihaa waqitstsaa-ihaa wafuumihaa wa'adasihaa wabashalihaa qaala atastabdiluuna alladzii huwa adnaa bialladzii huwa khayrun ihbithuu mishran fa-inna lakum maa sa-altum wadhuribat 'alayhimu aldzdzillatu waalmaskanatu wabaauu bighadhabin mina allaahi dzaalika bi-annahum kaanuu yakfuruuna bi-aayaati allaahi wayaqtuluuna alnnabiyyiina bighayri alhaqqi dzaalika bimaa 'ashaw wakaanuu ya'taduuna
««•»»
dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
««•»»
And when you said, ‘O Moses, ‘We will not put up with one kind of food. So invoke your Lord for us, that He may bring forth for us of that which the earth grows —its greens and its cucumbers, its garlic, its lentils, and its onions.’ He said, ‘Do you seek to replace what is superior with that which is inferior? Go down to any town and you will indeed get what you ask for!’ So they were struck with abasement and poverty, and they earned Allah’s wrath. That, because they would defy the signs of Allah and kill the prophets unjustly. That, because they would disobey and used to commit transgression.
««•»»

Ketika orang-orang Bani Israel tersesat di padang pasir Sinai, mereka berkata kepada Nabi Musa bahwa mereka tidak tahan terhadap satu makanan saja sedang yang ada hanya "al manna" dan "as salwa" saja (85). Mereka berkata demikian disebabkan keingkaran mereka terhadap Nabi Musa dan kebanggaan dengan penghidupan mereka dahulu.

Kaum Bani Israel itu kemudian meminta kepada Musa a.s. agar berdoa kepada Tuhan semoga Dia mengeluarkan sayur-sayuran yang ditumbuhkan bumi sebagai ganti dari "manna" dan "salwa". Mereka tidak mau berdoa sendiri tetapi mengharapkan Musa sebagai perantara kepada Tuhan karena mereka memandang Musa orang yang dekat kepada Tuhan dan lagi dia seorang Nabi yang dapat bermunajat dengan Allah swt. Sayur-mayur dan lain-lain yang mereka minta itu banyak terdapat di kota-kota, tapi tidak terdapat di padang pasir. Permintaan itu bukanlah sukar dicari. Mereka memperolehnya asal saja mereka pergi ke kota karena itu nabi Musa tidak perlu berdoa kepada Allah. Nabi Musa menolak permintaan itu dengan penuh kekecewaan dan kejengkelan dengan mencela sikap mereka karena mereka meminta ganti "al manna" dan "as salwa" makanan yang sebenarnya mengandung nilai gizi yang tinggi dan sangat diperlukan oleh tubuh, dengan sayur-mayur yang lebih rendah gizinya.

Kemudian Nabi Musa menyuruh mereka keluar dari gurun Sinai (tempat mereka tersebut) dan pergi menuju kota, di situlah mereka akan mendapatkan yang mereka inginkan sebab gurun Sinai tempat mereka tinggal sampai batas waktu yang telah ditentukan Allah itu, tidak dapat menumbuhkan sayur sayuran. Mereka tinggal di gurun Sinai itu, disebabkan mereka lemah dan tidak tabah untuk mengalahkan penduduk negara yang dijanjikan bagi mereka. Maka sebenarnya mereka sendirilah yang menetapkan dirinya memakan makanan semacam itu. Mereka akan dapat lepas dari hal yang tidak mereka sukai, bilamana mereka memiliki keberanian memerangi orang-orang yang di sekitar mereka yang menjadi penduduk bumi yang dijanjikan Allah dan menjamin memberi pertolongan kepada mereka. Oleh sebab ini hendaknya mereka mencari jalan mendapatkan kemenangan dan keuntungan mereka.

Setelah Allah menceritakan penolakan Musa terhadap permintaan mereka dan sebelumnya telah membentangkan pula nikmat-nikmat yang dikaruniakan kepada mereka, dalam ayat ini Allah mengemukakan beberapa kejahatan keturunan Bani Israel yang datang kemudian yaitu: ingkar kepada ayat-ayat Allah, membunuh nabi-nabi dan pelanggaran mereka terhadap hukum Allah.

Oleh sebab kejahatan-kejahatan itu, Allah menimpakan kepada mereka kehinadinaan, kemiskinan dan murka Ilahi.

Sudah semestinya mereka menerima murka Ilahi, menanggung bencana dan siksa di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Demikian pula mereka mendapatkan kehinaan, kemiskinan karena mereka selalu menolak ayat-ayat Allah yang telah diberikan kepada Nabi Musa berupa mukjizat yang terang yang mereka saksikan sendiri. Kedurhakaan dan penolakan mereka terhadap Nabi Musa adalah suatu bukti bahwa ayat-ayat Allah tidak berbekas pada jiwa mereka. Mereka tetap mengingkarinya

Mereka membunuh Nabi Asy'iya, Nabi Zakaria, Nabi Yahya dan nabi yang lain dari golongan mereka, tanpa alasan yang benar. Memang sesungguhnya; orang yang berbuat kesalahan kadang-kadang meyakini bahwa yang diperbuatnya itu adalah benar. Perbuatan mereka yang demikian itu bukanlah karena salah dalam memahami:, atau menafsirkan hukum tetapi memang dengan sengaja menyalahi hukum hukum Allah yang telah disyariatkan di dalam agama mereka. Kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan kelancangan mereka membunuh para nabi, disebabkan mereka banyak melampaui batas ketentuan ketentuan agama mereka. Seharusnya agama mempunyai pengaruh yang hebat pada jiwa manusia, sehingga penganutnya takut menyalahi perintah-Nya.

Apabila seseorang melampaui peraturan-peraturan atau batas-batas agamanya berarti pengaruh agama pada jiwanya sudah lemah. Semakin sering dia melanggar batas hukum agama itu semakin lemah pulalah pengaruh agama pada jiwanya. Sampai pada akhirnya pelanggaran-pelanggaran ketentuan-ketentuan agama itu menjadi kebiasaannya, seolah-olah ia lupa akan adanya batas-batas agama dan peraturan-peraturannya. Akhirnya lenyaplah pengaruh agama dalam hatinya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ketika kamu berkata, "Hai Musa! Kami tidak bisa tahan dengan satu makanan saja!") maksudnya satu macam saja, yaitu manna dan salwa. (Oleh sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami) sesuatu (dari apa yang ditumbuhkan bumi berupa) sebagai penjelasan (sayur-mayur, ketimun, bawang putih) (kacang adas dan bawang merah, maka jawabnya) yaitu jawab Musa kepada mereka, ("Maukah kamu mengambil sesuatu yang lebih rendah atau lebih jelek sebagai pengganti) (dari yang lebih baik) atau lebih utama?"

Pertanyaan ini berarti penolakan, tetapi mereka tidak mau menarik permintaan itu hingga Musa pun berdoa kepada Allah, maka Allah Taala berfirman, ("Turunlah kamu) pergilah (ke salah satu kota) di antara kota-kota (pastilah kamu akan memperoleh) di sana (apa yang kamu minta") dari tumbuh-tumbuhan itu. (Lalu dipukulkan) ditimpakan (atas mereka kenistaan) kehinaan dan kenistaan (dan kemiskinan) yakni bekas-bekas dan pengaruh kemiskinan berupa sikap statis dan rendah diri yang akan selalu menyertai mereka walaupun mereka kaya, tak ubahnya bagai mata uang yang selalu menurut dan tidak akan lepas dari cetakannya, (dan kembalilah mereka) (membawa kemurkaan dari Allah, demikian itu), yakni pukulan dan kemurkaan Allah itu (disebabkan mereka) (mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi) seperti Nabi Zakaria dan Yahya (tanpa hak) hanya karena keaniayaan semata.

(Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat kedurhakaan dan karena mereka melanggar batas) artinya batas-batas peraturan hingga jatuh ke dalam maksiat. Kalimat pertama diulangnya untuk memperkuatnya.
««•»»
And when you said, ‘Moses, we will not endure one sort of food, that is to say, manna and quails; pray to your Lord for us, that He may bring forth for us, something, of (min here is explicative) what the earth produces — green herbs, cucumbers, garlic, lentils, onions’, he, Moses, said, to them, ‘Would you exchange what is better, more noble, that is, do you substitute this, with what is lowlier?’ (the hamza of a-tastabdilūna is for rebuke); they thus refused to change their mind and he [Moses] supplicated to God, and He, exalted be He, said, ‘Go down to a city, whichever city it may be; you shall have, there, what you demanded’ of vegetable produce; And abasement, submissiveness, and wretchedness, that is, the signs of poverty on account of their submissiveness and debasement that always accompany them, even if they be rich, in the same way that a coin never changes its mint; were cast upon them, and they incurred, ended up with God’s wrath; that, that is, that affliction and wrath, was because they used to disbelieve the signs of God and slay prophets, such as Zachariah and John, without right, that is, unjustly; that was because they disobeyed, and they were transgressors, overstepping the bounds in disobedience (here the repetition [dhālik bi-mā ‘asaw wa-kānū ya‘tadūn] is for emphasis).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 60]•[AYAT 62]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
61of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=61&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:61


Tidak ada komentar:

Posting Komentar