
Surah Al Baqarah 45
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
««•»»
waista'iinuu bialshshabri waalshshalaati wa-innahaa lakabiiratun illaa 'alaa alkhaasyi'iina
««•»»
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
««•»»
And take recourse in patience and prayer, and it[1] is indeed hard except for the humble
[1] The pronoun, being feminine, refers to prayer, rather than to patience or to the seeking of recourse.
««•»»Setelah menjelaskan betapa jeleknya keadaan dan sifat-sifat bangsa Yahudi, sehingga akal mereka tidak bermanfaat bagi din mereka dan kitab suci yang ada di tangan mereka pun tidak mendatangkan faedah apapun bagi mereka, maka Allah swt. memberikan bimbingan kepada mereka menuju jalan yang paling baik, yaitu agar mereka menjadikan kesabaran dan salatnya sebagai penolong mereka.
Yang dimaksud dengan "sabar" di sini ialah tabah dalam melaksanakan hal hal berikut:
- Menahan diri dari kehendak hawa nafsu yang menyimpang dan ajaran agama.
- Menaati kewajiban-kewajiban yang biasanya dirasakan berat oleh jiwa
- Menerima dengan sabar, tawakal dan rendah hati semua musibah yang ditakdirkan Allah, setelah berserah diri kepada-Nya dengan sepenuh-penuhnya.
Melakukan salat dirasakan berat dan sukar, kecuali oleh orang-orang yang khusyuk, yaitu orang-orang yang benar-benar beriman dan taat kepada Allah swt. dan melakukan perintah-perintah-Nya dengan ikhlas karena mengharapkan rida-Nya semata-mata serta memelihara diri dari azab-Nya. Bagi mereka ini, mendirikan salat tiadalah dirasakan berat, sebab pada saat-saat tersebut mereka tekun dan tenggelam dalam bermunajat dengan Allah swt. sehingga mereka tidak lagi merasakan dan mengingat sesuatu pun yang lain, berupa kesukaran-kesukaran dan penderitaan yang telah mereka alami sebelumnya.
Mengenai hal ini Rasulullah saw telah bersabda:
قرة عيني فى الصلاة
Artinya:
Ketenangan hatiku adalah dalam salat
Ini disebabkan karena ketekunannya dalam melakukan salat itu merupakan sesuatu yang amat menyenangkan baginya, sedang urusan-urusan lainnya untuk duniawi adalah memayahkan dan melelahkan.
Di samping itu mereka penuh pengharapan menanti-nanti pahala dari Allah swt. atas ibadah tersebut sehingga terasa ringan bagi mereka untuk melalui kesukaran-kesukaran dalam melaksanakan. Hal ini tidaklah mengherankan, sebab barangsiapa mengetahui hakikat dari pada yang dicarinya, niscaya ringan baginya untuk mengorbankan apa saja untuk memperolehnya. Dan barangsiapa yakin bahwa Allah swt. akan memberikan ganti yang lebih besar dari apa yang telah diberikannya niscaya terasa ringan baginya untuk memberikan kepada orang lain apa saja yang ada.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Mintalah pertolongan) dalam menghadapi urusan atau kesulitan-kesulitanmu (dengan jalan bersabar) menahan diri dari hal-hal yang tidak baik (dengan salat). Khusus disebutkan di sini untuk menyatakan bagaimana pentingnya salat itu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa jika Nabi saw. hatinya risau disebabkan sesuatu masalah, maka beliau segera melakukan salat. Ada pula yang mengatakan bahwa perkataan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang terhalang beriman disebabkan ketamakan dan ingin kedudukan. Maka mereka disuruh bersabar yang maksudnya ialah berpuasa, karena berpuasa dapat melenyapkan itu. Salat, karena dapat menimbulkan kekhusyukan dan membasmi ketakaburan. (Dan sesungguhnya ia) maksudnya salat (amat berat) akan terasa berat (kecuali bagi orang-orang yang khusyuk) yang cenderung kepada berbuat taat.
««•»»
Seek help, ask for assistance in your affairs, in patience, by restraining the soul in the face of that which it dislikes; and prayer. The singling out of this for mention is a way of emphasising its great importance; in one hadīth, [it is stated], ‘When something bothered the Prophet (s), he would immediately resort to prayer’; it is said that the address here is to the Jews: when greed and desire for leadership became impediments to their faith, they were enjoined to forbearance, which constituted fasting and prayer, since, the former stems from lust and the latter yields humility and negates pride. For it, prayer, is grievous, burdensome, except to the humble, those that are at peace in obedience,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
45of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=45&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:45
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=45&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar