Senin, 13 Juli 2015

[002] Al Baqarah Ayat 091

««•»»
[002] Al Baqarah Ayat 091
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 90]•[AYAT 92]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
91of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=91&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2

http://al-quran.info/#2:91


[002] Al Baqarah Ayat 090

««•»»
Surah Al Baqarah 90

بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ
««•»»
bi/samaa isytaraw bihi anfusahum an yakfuruu bimaa anzala allaahu baghyan an yunazzila allaahu min fadhlihi 'alaa man yasyaau min 'ibaadihi fabaauu bighadhabin 'alaa ghadhabin walilkaafiriina 'adzaabun muhiinun
««•»»
Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya {71} kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan {72}. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.
{71} Maksudnya: Allah menurunkan wahyu (kenabian) kepada Muhammad s.a.w.
{72} Maksudnya: mereka mendapat kemurkaan yang berlipat-ganda Yaitu kemurkaan karena tidak beriman kepada Muhammad s.a.w. dan kemurkaan yang disebabkan perbuatan mereka dahulu, Yaitu membunnuh Nabi, mendustakannya, merobah-robah isi Taurat dan sebagainya.
««•»»
Evil is that for which they have sold their souls, by defying what Allah has sent down, out of envy, that Allah should bestow His grace on any of His servants that He wishes. Thus they earned wrath upon wrath, and there is a humiliating punishment for the faithless.
««•»»

Allah menjelaskan betapa jeleknya perbuatan mereka serta mengibaratkannya seolah-olah mereka menjual diri mereka sendiri. Perbuatan mereka itu baru pengingkaran terhadap kitab yang diturunkan oleh Allah, yang sebenarnya mereka telah mengetahui, ialah kitab yang membenarkan Kitab Taurat yang ada pada mereka. Dengan demikian mereka membiarkan diri mereka terjerumus dalam kekafiran, seolah-olah mereka itu menghancurkan diri mereka sendiri.

Sebagai akibat dari kedengkian mereka ialah, mereka mengingkari kenabian Muhammad dan benci apabila ia menerima wahyu dari Allah. Mereka tidak senang Muhammad saw. itu diangkat sebagai Nabi karunia Muhammad saw. keturunan Ismail, padahal mereka mengharap-harap Nabi yang ditunggu-tunggu kedatangannya itu diangkat dari keturunan Ishak.

Kemudian Allah menyebutkan sejauh mana kemurkaan-Nya yang akan menimpa, yaitu mereka akan mendapat kemurkaan yang berlipat ganda, melebihi kemurkaan yang seharusnya diterima sebelumnya. Sebab tiada lain karunia mereka di samping membangkang kepada Nabi Musa a.s. juga mengingkari kerasulan Muhammad saw.

Kemudian Tuhan menerangkan akibat dari perbuatan mereka yaitu karunia kekafiran mereka, mereka mendapat siksaan yang menyeret mereka ke lembah kehinaan dan kenistaan baik di dunia maupun di akhirat. Adapun siksaan mereka di dunia ialah, mereka akan berada dalam lembah kehinaan dan terbelenggu dalam rantai kenistaan. Sedang siksaan mereka di akhirat ialah, mereka akan mengalami siksaan yang kekal di dalam neraka Jahanam, mereka akan mengalami sejelek-jeleknya kejadian.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Alangkah buruknya perbuatan mereka menjual) (diri mereka sendiri) maksudnya bagian pahala mereka. `Ma` pada kata-kata `bi`samaa` adalah kata `nakirah` atau `tidak tentu` (indefinit) dan berarti `sesuatu`, merupakan `tamyiz` bagi pelaku kata kerja `bi`sa` yang dikhususkan untuk celaan. (bahwa mereka kafir) artinya dengan kekafiran mereka (terhadap apa yang diturunkan Allah) berupa Alquran (disebabkan kedengkian) berfungsi sebagai `maf`ul liajlih` menunjukkan motif bagi kekafiran mereka itu. (bahwa Allah menurunkan) ada yang membaca `yunzila` dan ada pula `yunazzila` (karunia-Nya) maksudnya wahyu (kepada siapa yang dikehendaki-Nya) untuk menjadi rasul (di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka kembali) (dengan kemurkaan) dari Allah disebabkan kekafiran mereka terhadap wahyu yang diturunkan itu. Celaan ini menyatakan betapa besarnya kesalahan yang mereka perbuat (di atas kemurkaan) artinya yang bertimpa-timpa yakni setelah kemurkaan yang selayaknya mereka terima sebelum itu, dengan menyia-nyiakan kitab Taurat serta menolak Nabi Isa. (Dan bagi orang-orang kafir disediakan siksaan yang menghinakan).
««•»»
Evil is that for which they sell their souls, that is, their share of the reward [in the Hereafter] (bi’samā, ‘evil is that [for] which’: mā here is an indefinite particle, representing ‘a thing’, and constitutes a specification qualifying the subject of [the verb] bi’s, ‘evil is’, the very thing being singled out for criticism); that they disbelieve in that, Qur’ān, which God has revealed, grudging (baghyan here is an object denoting reason for yakfurū, ‘they disbelieve’), that is, out of envy, that God should reveal (read either yunzil or yunazzil) of His bounty, the Inspiration, to whomever He will of His servants, to deliver the Message; and they were laden, they returned, with anger, from God for their disbelief in what He has revealed (the indefinite form, bi-ghadabin, ‘with anger’, is used to emphasise the awesomeness [of the ‘anger’]), upon anger, which they deserved formerly, when they neglected the Torah and disbelieved in Jesus; and for the disbelievers there shall be a humiliating chastisement.
««•»»

Le mal est celui pour lequel ils vendent leurs âmes, qui est, leur part de la récompense [dans l'au-delà] (bi'samā, «le mal est que [pour] qui ': MA ici est une particule indéterminée, ce qui représente« une chose » , et constitue une spécification qualifier l'objet de [les] verbe de BI, «le mal est ', la chose étant l'objet de critiques); qu'ils ne croient pas en ce Coran, que Dieu a révélé, à contrecœur (baghyan ici est un objet désignant raison pour yakfurū », ils ne croient pas»), qui est, par envie, que Dieu doit révéler (lire soit yunzil ou yunazzil ) de sa bonté, l'Inspiration, à qui Il veut parmi Ses serviteurs, pour délivrer le message; et ils étaient chargés, ils sont retournés, de colère, de Dieu pour leur incrédulité dans ce qu'Il a révélé (la forme indéfinie, bi-ghadabin, «avec colère», est utilisé pour souligner la majesté [de la «colère»]), sur la colère, qu'ils méritaient autrefois, quand ils ont négligé la Torah et ne croient pas en Jésus; et pour les mécréants il y aura un châtiment humiliant.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 89]•[AYAT 91]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
90of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=90&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:90


[002] Al Baqarah Ayat 089

««•»»
Surah Al Baqarah 89

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
««•»»
walammaa jaa-ahum kitaabun min 'indi allaahi mushaddiqun limaa ma'ahum wakaanuu min qablu yastaftihuuna 'alaa alladziina kafaruu falammaa jaa-ahum maa 'arafuu kafaruu bihi fala'natu allaahi 'alaa alkaafiriina
««•»»
Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka {70}, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.
{70} Maksudnya kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat dimana diterangkan sifat-sifatnya.
««•»»
And when there came to them a Book from Allah, confirming that which is with them —and earlier they would pray for victory over the pagans— so when there came to them what they recognized, they defied it. So may the curse of Allah be on the faithless!
««•»»

Allah swt. menerangkan, bahwa setelah Alquran datang dari sisi Allah orang-orang Yahudi dan Nasrani mengingkarinya, padahal Alquran itu memberi petunjuk serta membenarkan Kitab Taurat yang ada pada mereka, yang sebelumnya sangat mereka harapkan kedatangannya untuk membenarkan yang terdapat dalam Kitab mereka, Akan tetapi setelah kebenaran yang mereka ketahui itu datang, mereka tidal: mau beriman. Sebabnya ialah karunia mereka merasa akan kehilangan pengaruh, kekuasaan dan harta benda. Maka patutlah apabila Allah menyatakan laknat, sebagai imbalan kekafiran yang bersarang dalam dada mereka

Al Quran disebut Kitab yang membenarkan kitab mereka karunia Al Quran itu kandungannya sesuai dengan isi Kitab mereka dalam bidang tauhid dan prinsip-prinsip serta tujuan agama. Mereka itu dengan datangnya kitab yang ditunggu-tunggu itu sebenarnya mengharapkan kemenangan atas orang-orang perkataan mereka bahwa kitab yang ditunggu-tunggu itu akan mendukung musyrikin Arab dan orang-orang kafir Mekah. Hal ini dapat diketahui dari tauhid yang dibawa oleh Musa a.s. untuk menundukkan agama wasaniyah yang dipeluk oleh orang-orang Arab.

Diriwayatkan dari lbnu Jarir dari Qatadah Al Ansari dari orang tua-tua dari kalangan Ansar, mereka berkata "Kisah yang tersebut dalam ayat ini ada lah kami dan orang-orang Yahudi Madinah, kami dahulu pernah -mengalahkan mereka di masa Jahiliah sedang waktu itu kami masih musyrik dan mereka ahli kitab. Mereka mengatakan bahwa seorang nabi yang akan diutus telah dekat masanya, kami akan mengikutinya. Bersama-sama nabi itu kami akan membinasakan kamu seperti Allah membinasakan kaum Ad dan Iram. Akan tetapi setelah Rasulullah saw diutus, kami mengikutinya, sedang orang-orang Yahudi itu mengingkarinya.

Dari kisah ini dapat dipahami, bahwa mereka sebenarnya dengki kepada orang orang Islam. Kedengkian itu timbul setelah Allah mengutus Nabi Muhammad saw. dari kalangan orang-orang Arab, tidak dari kalangan mereka. Itulah sebabnya mereka terjerumus di lembah keingikaran dan kekafiran. Maka Allah memberikan ketetapan-Nya, bahwa mereka akan terusir dan jauh dari rahmat-Nya karunia keingkaran mereka pada kebenaran, setelah kebenaran yang diharap-harapkan itu nampak di hadapan mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan tatkala datang kepada mereka Alquran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka) yakni Taurat (padahal sebelumnya mereka) maksudnya sebelum datangnya Alquran itu (memohon pertolongan) agar beroleh kemenangan (atas orang-orang yang kafir) dengan mengucapkan, "Ya Allah, tolonglah kami dengan nabi yang akan dibangkitkan di akhir zaman." (Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui) yaitu berupa kebenaran dengan diutusnya Nabi Muhammad itu (mereka lalu ingkar kepadanya) disebabkan kedengkian dan takut kehilangan pengaruh. Jawaban bagi `lammaa` atau `tatkala` yang pertama, ditunjukkan oleh jawaban `lammaa` yang kedua (maka laknat Allahlah atas orang-orang yang kafir itu).
««•»»
When there came to them a Book from God, confirming what was with them, in the Torah, that is the Qur’ān — and they formerly, before it came, prayed for victory, for assistance, over the disbelievers, saying: ‘God, give us assistance against them through the Prophet that shall be sent at the end of time’; but when there came to them what they recognised, as the truth, that is, the mission of the Prophet, they disbelieved in it, out of envy and for fear of losing leadership (the response to the first lammā particle is indicated by the response to the second one); and the curse of God is on the disbelievers.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Diketengahkan oleh Hakim dalam Mustadrak dan Baihaqi dalam Dalalail dengan sanad yang lemah dari Ibnu Abbas, katanya, Orang-orang Yahudi Khaibar memerangi suku Gathafan, tetapi setiap bertempur, Yahudi menderita kekalahan. Maka mereka pun berlindung dengan memanjatkan permohonan ini, "Ya Allah! Kami mohon kepada-Mu, demi kebenaran Muhammad, nabi yang ummi yang Engkau janjikan kepada kami, agar Engkau membangkitkannya bagi kami tolonglah kami agar menang atas mereka." Setiap kali bertempur mereka berdoa seperti ini sehingga akhirnya berhasil mengalahkan orang-orang Gathafan. Maka tatkala Nabi saw. dibangkitkan Allah, mereka kafir dan Allah pun menurunkan ayat, "Padahal sebelumnya mereka biasa memohon kemenangan terhadap orang-orang kafir dengan kedatanganmu hai Muhammad!"
(QS. Al Baqarah [2]:89)

Diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari jalur Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Yahudi Madinah biasa memohon kemenangan terhadap orang-orang Aus dan Khazraj atas nama kedatangan Rasulullah saw. sebelum kebangkitannya.

Maka setelah Allah membangkitkannya dari golongan Arab, mereka kafir kepadanya dan membantah apa yang pernah mereka katakan mengenainya. Maka kata Muaz bin Jabal, Bisyr bin Barra dan Daud bin Salamah kepada mereka, "Hai golongan Yahudi! Takutlah kamu kepada Allah dan masuk lslamlah! Bukankah selama ini kamu meminta kedatangan Muhammad untuk membantu kamu terhadap kami, yakni sewaktu kami berada dalam kesyirikan, kamu katakan bahwa ia akan dibangkitkan bahkan kamu lukiskan sifat-sifatnya!" Jawab Salam bin Misykum, "Ia tidak membawa ciri-ciri yang kami kenal dan dia bukanlah seperti yang kami sebutkan kepadamu dulu." Maka Allah pun menurunkan, "Dan tatkala datang kepada mereka Kitab dari sisi Allah sampai dengan akhir ayat."
(QS. Al Baqarah [2]:89)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 88]•[AYAT 90]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
89of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=89&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:89


[002] Al Baqarah Ayat 088

««•»»
Surah Al Baqarah 88

وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَا يُؤْمِنُونَ
««•»»
waqaaluu quluubunaa ghulfun bal la'anahumu allaahu bikufrihim faqaliilan maa yu/minuuna
««•»»
Dan mereka berkata : "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.
««•»»
And they say, ‘Our hearts are uncircumcised.’[1] Rather Allah has cursed them for their unfaith, so few of them have faith.
[1] Uncircumcised: unconverted, heathen, faithless; cf. 4:155. In Leviticus 26.41, it is said of the Israelites, ‘Then when their uncircumcised hearts are humbled and they pay for their sin, I will remember my covenant with Jacob … ,’ and in Jeremiah 9.26: ‘Even the whole house of Israel is uncircumcised in heart … .’ There are other similar expressions and phrases in the Bible: “uncircumcised lips” (Exodus 6.12 and 6.30); “their ear is uncircumcised and they cannot hearken” (Jeremiah 6.10); “uncircumcised in heart, and uncircumcised in flesh” (Ezekiel 44.7, 9); “uncircumcised in heart and ears” (Acts 7.51), “putting off the body of the sins of the flesh by the circumcision of Christ” (Colossians 2.11).
««•»»

Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi yang semasa dengan Muhammad saw. membuat pernyataan bahwa hati mereka tertutup terhadap dakwah Muhammad saw perkataan mereka ini menunjukkan sikap mental yang mencegah mereka untuk memahami kitab yang dibawa Oleh Nabi Muhammad saw.

Ayat ini searti dengan firman Allah:
وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ
Mereka berkata, "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga Kami ada sumbatan dan antara Kami dan kamu ada dinding".
(QS. Fushshilat [41]:5)

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa orang-orang yang mengatakan demikian itu, ialah mereka yang berada pada saat turunnya ayat dan sezaman dengan Muhammad saw. Allah swt. membantah perkataan mereka karunia duduk persoalannya tidaklah seperti yang mereka katakan, bahwa hati mereka itu diciptakan sesuai dengan fitrah dan diberi bakat untuk menanggapi segala sesuatu yang dapat membuka hati mereka dan menyampaikan kepada kebenaran yang semestinya mereka dapat menilai kebenaran Kitab Alquran itu. Akan tetapi karunia sikap mereka demikian, maka Allah membiarkan jauh dari rahmat-Nya karunia kekafiran yang bersarang di hati mereka terhadap para nabi yang telah lalu dan pada kitab-kitab yang tidak mereka amalkan ajarannya, bahkan mereka berani mengubah menurut kehendak hawa nafsu mereka. Kemudian Allah swt. menyebutkan laknat yang patut mereka terima dan alasan penimpaan laknat itu, yaitu supaya mereka dapat memahami sebab dan musababnya dengan disertai penjelasan pula bahwa sekali kali Allah swt. tidal: menganiaya mereka karunia perbuatan mereka terus menerus bergelimang dalam kekafiran dan kemaksiatan yang menyebabkan hati mereka tertutup kekafiran untuk menerima kebenaran.

Kemudian Allah swt. juga menyebutkan bahwa mereka beriman hanya dengan imam yang sekelumit saja. Yang dimaksud dengan iman yang sekelumit ialah iman mereka kepada kitab, hanya sebahagiannya saja, sedang sebahagian yang lain mereka ubah menurut kehendak hawa nafsu, bahkan mereka enggan melakukannya. Atau dengan perkataan lain, mereka tidal: mau mengamalkan keseluruhannya, bahkan yang mereka imani hanyalah sebagai ucapan lisan saja, tidal: terbukti dalam perbuatan. ltulah sebabnya maka iman yang terdapat dalam hati mereka itu tak mampu untuk mengendalikan kemauan mereka, sehingga akibatnya hawa nafsu mereka telah menyeret ke lembah kekafiran

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan mereka berkata) kepada nabi untuk berolok-olok, ("Hati kami tertutup") jamak dari `aghlaf` yang berarti dibungkus tertutup rapat, sehingga tak dapat mendengar apa yang dikatakan orang. Firman Allah Taala, ("Tetapi) menegaskan kenyataan sebenarnya (Allah telah mengutuk mereka) menjauhkan mereka dari rahmat-Nya dengan menolak permohonan mereka sehingga mereka menjadi putus asa (disebabkan kekafiran mereka) jadi bukanlah karena cacat pada hati mereka, (maka hanya sedikit sekali mereka yang beriman"). `Maa` merupakan tambahan untuk menunjukkan teramat sedikitnya mereka yang beriman itu.
««•»»
And they say, to the Prophet mockingly: ‘Our hearts are encased’ (ghulf is the plural of aghlaf), that is to say, wrapped up in covers and cannot comprehend what you say; God, exalted be He, says: Nay (bal introduces the rebuttal), but God has cursed them, removed them far from His mercy and degraded them when they rejected [the messengers], for their unbelief, which is not the result of anything defective in their hearts; and little will they believe (fa-qalīlan mā yu’minūn: the mā here is extra, emphasising the ‘littleness’ involved): that is, their belief is minimal.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 87]•[AYAT 89]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
88of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=88&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:88


[002] Al Baqarah Ayat 087

««•»»
Surah Al Baqarah 87

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
««•»»
walaqad aataynaa muusaa alkitaaba waqaffaynaa min ba'dihi bialrrusuli waaataynaa 'iisaa ibna maryama albayyinaati wa-ayyadnaahu biruuhi alqudusi afakullamaa jaa-akum rasuulun bimaa laa tahwaa anfusukumu istakbartum fafariiqan kadzdzabtum wafariiqan taqtuluuna
««•»»
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus {69}. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?
{69} Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. ini Termasuk mukjizat Isa a.s. menurut jumhur musafirin, bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril.
««•»»
Certainly We gave Moses the Book, and followed him with the apostles, and We gave Jesus, the son of Mary, manifest proofs, and confirmed him with the Holy Spirit. Is it not that whenever an apostle brought you[1] that which was not to your liking, you would act arrogantly; so you would impugn a part [of them], and slay a[nother] part?
[1] That is, the Jews.
««•»»

Allah swt. telah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s., kemudian Allah mengutus sesudahnya beberapa orang rasul yang datang secara silih berganti, mereka ini mengikuti jejaknya. Maka setiap waktu selalu ada rasul yang menyampaikan agama Allah. Dengan demikian tidak ada alasan bagi mereka untuk melupakannya, mengganti atau merubah peraturan-peraturan yang telah ditetapkan Allah.

Di dalam ayat-ayat yang lalu Allah swt telah memberikan penegasan tentang akibat yang akan menimpa orang-orang Yahudi bahwa mereka akan mendapat siksa yang berat lantaran mereka telah menyukai kebahagiaan dunia dari pada kebahagiaan akhirat. Kemudian dalam ayat-ayat berikut ini Allah swt. menerangkan kejahatan orang-orang Yahudi yang di luar batas prikemanusiaan. Karena meskipun mereka telah diberi petunjuk melalui beberapa rasul yang datang secara berturut-turut, namun tidak saja petunjuk-petunjuk itu mereka abaikan, bahkan di antara rasul-rasul itu ada yang didustakan dan ada pula yang dibunuh.

Sesudah itu Allah swt. menyebutkan nabi Isa a.s. dalam ayat ini secara khusus di antara para rasul itu dan menerangkan bahwa ia telah diberi mukjizat yang dapat membuktikan kebenaran kenabiannya. Kemudian Allah swt. menyebutkan pula, bahwa Isa a.s. telah diberi wahyu serta diperkuat dengan "Ruh Qudus" (Jibril as) dan ketinggian akhlak.

Kemudian Allah swt. menjelaskan sikap orang-orang Yahudi, bahwa apabila datang utusan Allah dengan membawa peraturan yang tidak sesuai dengan kehendak hawa nafsu mereka, mereka bersikap sombong dan congkak terhadap utusan itu (dengan cara berbuat sewenang-wenang dan berbuat keji di muka bumi, lalu sebagian dari para rasul itu mereka dustakan, seperti Nabi `Isa a.s. dan Nabi Muhammad saw. dan sebagiannya lagi mereka bunuh seperti Nabi Zakaria a.s. dan Yahya a.s. Maka tidaklah mengherankan apabila mereka tidak mempercayai seruan Muhammad saw. karunia membangkang dan mengingkari itu termasuk tabiat yang telah merasuk dalam tulang sumsum mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab kepada Musa) yakni Taurat, (lalu Kami susul setelah itu dengan para rasul) secara berturut-turut, artinya Kami kirim seorang rasul sesudah yang lain, (dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti kebenaran) yakni mukjizat menghidupkan mayat, menyembuhkan orang yang buta dan berpenyakit kusta. (Dan Kami perkuat ia dengan Roh Kudus) merupakan `idhafat maushuf pada sifat` maksudnya ialah Roh yang disucikan yakni Jibril, sehingga karena kesuciannya ikut mengiringkannya ke mana pergi. Namun kamu tidak juga hendak mengikuti jalan yang benar! (Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak diingini) atau disukai (dirimu) berupa kebenaran (kamu menjadi takabur) atau menyombongkan diri, tak mau mengikutinya. Kalimat ini merupakan jawaban bagi `setiap`, dan dialah yang menjadi sasaran pertanyaan, sedangkan tujuannya tidak lain dari celaan dan kecaman, (maka sebagian) di antara mereka (kamu dustakan) seperti Nabi Isa (dan sebagian lagi kamu bunuh) kata kerja `mudhari`` atau masa sekarang untuk menunjukkan peristiwa di masa lampau, artinya telah kamu bunuh Zakaria dan Yahya.
««•»»
And We gave Moses the Scripture, the Torah, and after him We sent successive messengers, that is, We sent them one after another, and We gave Jesus son of Mary the clear proofs, that is, the miracles of bringing the dead back to life and healing the blind and the leper, and We confirmed him, We strengthened him, with the Holy Spirit (the expression rūh al-qudus is an example of annexing [in a genitive construction] the noun described to the adjective [qualifying it], in other words, al-rūh al-muqaddasa), that is, Gabriel, [so described] on account of his [Jesus’s] sanctity; he would accompany him [Jesus] wherever he went; still you refuse to be upright, and whenever there came to you a messenger, with what your souls did not desire, [did not] like, in the way of truth, you became arrogant, you disdained to follow him (istakbartum, ‘you became arrogant’, is the response to the particle kullamā, ‘whenever’, and constitutes the interrogative, and is meant as a rebuke); and some, of them, you called liars, such as Jesus, and some you slay?, such as Zachariah and John (the present tenses [of these verbs] are used to narrate the past events [as though they were events in the present], in other words, ‘[and some] you slew’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 86]•[AYAT 88]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
87of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=87&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:87


[002] Al Baqarah Ayat 086

««•»»

Surah Al Baqarah 86

أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ
««•»»
ulaa-ika alladziina isytarawuu alhayaata alddunyaa bial-aakhirati falaa yukhaffafu 'anhumu al'adzaabu walaa hum yunsharuuna
««•»»
Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.
««•»»
They are the ones who bought the life of this world for the Hereafter; so their punishment shall not be lightened, nor will they be helped.
««•»»

Dalam ayat ini Allah menandaskan bahwa merekalah orang-orang yang mengutamakan kehidupan dunia din pada kehidupan akhirat dan menerima kehidupan dunia ini sebagai ganti kehidupan akhirat. Mereka memberi bantuan kepada sekutu-sekutu mereka yang menyembah berhala, karunia hendak mengambil keuntungan duniawi.

Pada hari kiamat mereka akan diazab dengan azab yang berat dan tidak diberi bantuan apa-apa, sebab pekerjaan-pekerjaan mereka telah mencantumkan mereka dalam golongan orang-orang celaka. Oleh karunia itu tertutuplah pintu rahmat Ilahi pada mereka. Mereka tidak mendapatkan seorang penolong yang dapat menolong mereka dan tidak pula mendapatkan seorang pembela yang dapat membela mereka. Mereka tetap abadi di dalam neraka Jahanam.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Merekalah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat) artinya lebih mengutamakan dunia daripada akhirat (maka tidaklah akan diringankan siksa terhadap mereka dan tidaklah mereka akan beroleh bantuan") untuk menghindarkan siksaan itu.
««•»»
Those are the ones who have purchased the life of this world at the price of the Hereafter, by preferring the former to the latter — for them the punishment shall not be lightened, neither shall they be helped, [neither shall they be] protected against it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 85]•[AYAT 87]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
86of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=86&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:86


[002] Al Baqarah Ayat 085

««•»»
Surah Al Baqarah 85

ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
««•»»
tsumma antum haaulaa-i taqtuluuna anfusakum watukhrijuuna fariiqan minkum min diyaarihim tazhaaharuuna 'alayhim bial-itsmi waal'udwaani wa-in ya/tuukum usaaraa tufaaduuhum wahuwa muharramun 'alaykum ikhraajuhum afatu/minuuna biba'dhi alkitaabi watakfuruuna biba'dhin famaa jazaau man yaf'alu dzaalika minkum illaa khizyun fii alhayaati alddunyaa wayawma alqiyaamati yuradduuna ilaa asyaddi al'adzaabi wamaa allaahu bighaafilin 'ammaa ta'maluuna
««•»»
Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat {68}.
{68} Ayat ini berkenaan dengan cerita orang Yahudi di Madinah pada permulaan Hijrah. Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku Aus, dan Yahudi dari Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang Khazraj. antara suku Aus dan suku Khazraj sebelum Islam selalu terjadi persengketaan dan peperangan yang menyebabkan Bani Quraizhah membantu Aus dan Bani Nadhir membantu orang-orang Khazraj. sampai antara kedua suku Yahudi itupun terjadi peperangan dan tawan menawan, karena membantu sekutunya. tapi jika kemudian ada orang-orang Yahudi tertawan, Maka kedua suku Yahudi itu bersepakat untuk menebusnya Kendatipun mereka tadinya berperang-perangan.
««•»»
Then there you were, killing your folks and expelling a part of your folks from their homes, backing one another against them in sin and aggression! And if they came to you as captives, you would ransom them, though their expulsion itself was forbidden you. What! Do you believe in part of the Book and defy another part? So what is the requital of those of you who do that except disgrace in the life of this world? And on the Day of Resurrection, they shall be consigned to the severest punishment. And Allah is not oblivious of what you do.
««•»»

Dalam ayat ini Allah mengemukakan kenyataan tentang pelanggaran orang Yahudi terhadap larangan Allah itu. Di Madinah sejak sebelum Nabi Muhammad saw terdapat tiga suku Yahudi yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadir dan Bani Quraizah. Ketiga suka itu terlibat dalam perang saudara yang terjadi antara kabilah Aus dan Khazraj, keduanya penduduk asli kota Madinah. Bani Qainuqa dan Bani Nadir adalah sekutu kabilah Khazraj, sedangkan Bani Quraizah adalah sekutu kabilah Aus. Dengan demikian terjadilah peperangan dan usir-mengusir antara sesama kaum Yahudi sendiri.

Ayat ini menerangkan bahwa sesudah menerima janji yang kuat itu, mereka merusaknya dengan membunuh saudara-saudara mereka sendiri, mereka saling membunuh sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang terhadap mereka, sedangkan mereka mengaku bahwa janji Allah itu juga dikenakan pada mereka.

Sebagian orang-orang Yahudi membantu orang-orang Arab yang telah menjadi sekutu mereka dengan membuat dosa seperti pembunuhan dan peperangan dan membantu mereka di dalam permusuhan seperti pengusiran dari kampung halaman.

Bilamana ada yang tertawan, baik orang Arab ataupun orang Yahudi yang bermusuhan, maka untuk melepaskannya mereka meminta uang tebusan. Masing-masing golongan Yahudi menebus bangsanya yang menjadi tawanan itu, walaupun tawanan itu musuhnya. Mereka mengemukakan alasan bahwa kitab suci mereka memerintahkan supaya mereka menebus tawanan-tawanan bangsa yang suci itu. Jika mereka benar-benar beriman kepada kitabnya seperti yang mereka katakan, mengapa mereka mengusir saudara-saudaranya itu dari kampungnya, sedangkan Taurat melarang mereka berbuat begitu? Kalau demikian, bukankah itu berarti mengejek agama? Mengapa mereka beriman pada sebagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain?

Allah telah membuat janji dengan Bani Israel di dalam At Taurat, supaya mereka jangan bunuh membunuh dan jangan saling mengusir di antara sesamanya.

Tersebut dalam Taurat, "Siapa saja hamba lelaki atau hamba perempuan dari Bani Israel yang kamu dapati, bayarlah harganya dan merdekakanlah dia". Namun mereka tetap saling bunuh membunuh di antara sesamanya dan tetap saling mengusir. Mereka menyalahi janji mereka kepada Allah. Apabila ada yang ditawan, mereka menebusnya, sebagai. ketaatan mereka kepada janji. Bukankah yang demikian ini berarti bahwa mereka mengimani sebagian isi Al Kitab dan tidak percaya kepada bagian yang lain?

Pembalasan terhadap para pelanggar ketentuan-ketentuan di atas ialah kebinasaan dalam dunia dan azab yang pedih di akhirat.

Kenyataan telah menunjukkan, bahwa umat yang berlaku curang terhadap perintah Allah dan melempar agama ke belakang, mereka akan bercerai berai dan akan ditimpa azab kehinaan sebagai pembalasan terhadap kerusakan akhlaknya dan kejahatannya.

Adapun orang-orang yang tetap berlaku benar, menyucikan dirinya dan baik keadaannya, akan memperoleh nikmat di sisi Tuhannya.

Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa-apa yang mereka kerjakan. Dia akan memberi balasan terhadap segala amal perbuatan manusia.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kemudian kamu) hai (Bani Israel, kamu bunuh dirimu) dengan berbunuhan sesamamu (dan kamu usir sebagian kamu dari kampung halaman mereka, kamu bertolong-tolongan) ta asalnya diidgamkan pada zha sehingga dibaca `tazhzhaaharuuna`, tetapi pada satu qiraat diringankan dengan membuangnya sehingga bacaannya menjadi `tazhaaharuuna` dengan membuang zha yang berarti tolong-menolong (terhadap mereka dengan berbuat dosa) maksiat (dan permusuhan) atau penganiayaan. (Tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai orang-orang tawanan) pada satu qiraat tercantum `asra` (kamu tebus mereka) ada pula yang membaca `tafduuhum`, artinya kamu bebaskan mereka dari tawanan dengan harta atau lainnya dan ini termasuk kebiasaan yang berlaku di kalangan orang-orang Yahudi (padahal dia) artinya kenyataannya (mengusir mereka itu diharamkan bagimu).

Kalimat ini berhubungan dengan firman-Nya, "dan kamu usir," sedangkan kalimat-kalimat yang terdapat di antara keduanya merupakan `jumlah mu`taridhah` atau interupsi, artinya sebagaimana diharamkannya mengabaikan tebusan. Selama ini suku Quraizhah mengadakan persekutuan dengan Aus, sedangkan Nadhir dengan Khajraj. Setiap suku ikut berperang bersama sekutu mereka, bahkan sampai menghancurkan dan mengusir pihak lawan walaupun sama-sama Yahudi. Tetapi jika Yahudi pihak lawan itu tertawan, maka mereka tebus. Jika ditanyakan kepada mereka, kenapa kamu perangi dan kamu tebus mereka, maka jawab mereka, "Karena kami diminta mereka untuk memberikan tebusan." Jika ditanyakan, "Kenapa pula kamu perangi mereka?" Jawab mereka, "Karena kami merasa malu jika sekutu-sekutu kami menderita kekalahan!"

Firman Allah Taala, ("Apakah kamu beriman pada sebagian Alkitab) yakni soal menebus tawanan (dan ingkar terhadap sebagian yang lain) agar tidak membunuh, tidak mengusir dan tidak bantu-membantu berbuat dosa dan penganiayaan. (Tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antaramu kecuali kehinaan) atau kenistaan (dalam kehidupan dunia) kehinaan ini telah dialami oleh Bani Quraizhah dengan dibunuh dan dibasminya golongan laki-laki mereka, dan juga oleh Bani Nadhir yang diusir ke Syam dan diwajibkan membayar upeti. (Dan pada hari kiamat mereka dikembalikan pada siksaan yang amat berat dan Allah tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan). Ada yang membaca dengan ta dan ada pula yang dengan ya.
««•»»
Then there you are killing one another, and expelling a party of you from their habitations, conspiring (tazzāharūna: the original ta’ has been assimilated with the zā’; a variant reading has it without [the assimilation, that is, tazāharūna]), assisting one another, against them in sin, in disobedience, and enmity, injustice, and if they come to you as captives (a variant reading [for usārā] has asrā), you ransom them (a variant reading [for tafdūhum] has tufādūhum), that is to say, you deliver them from captivity with money etc., and this [ransoming] was one of the things to which they were pledged; yet their expulsion was forbidden you (muharramun ‘alaykum ikhrājuhum is semantically connected to wa-tukhrijūna, ‘and expelling’, and the statement that comes in between is parenthetical, that is, [expulsion was forbidden you] in the same way that non-ransoming was forbidden you). Qurayza had allied themselves with the Aws, and the Nadīr with the Khazraj, but every member of an alliance would fight against a fellow ally, thus destroying each other’s homes and expelling one another, taking prisoners and then ransoming them. When they were asked: ‘Why do you fight them and then pay their ransom?’, they would reply, ‘Because we have been commanded to ransom’; and they would be asked, ‘So, why do you fight them then?’, to which they would say, ‘For fear that our allies be humiliated’; God, exalted, says: What, do you believe in part of the Book, that is, the part about ransom, and disbelieve in part?, namely, the part about renouncing fighting, expulsion and assistance [against one another]; What shall be the requital of those of you who do that, but degradation, disgrace and ignominy, in the life of this world: they were disgraced when Qurayza were slewn and the Nadīr were expelled to Syria, and ordered to pay the jizya; and on the Day of Resurrection to be returned to the most terrible of chastisement? And God is not heedless of what you do (ta‘malūna, or read ya‘malūna, ‘they do’).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 84]•[AYAT 86]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
85of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=85&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:85


[002] Al Baqarah Ayat 084

««•»»
Surah Al Baqarah 84

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لَا تَسْفِكُونَ دِمَاءَكُمْ وَلَا تُخْرِجُونَ أَنْفُسَكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ
««•»»
wa-idz akhadznaa miitsaaqakum laa tasfikuuna dimaa-akum walaa tukhrijuuna anfusakum min diyaarikum tsumma aqrartum wa-antum tasyhaduuna
««•»»
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.
««•»»
And when We took a pledge from you: ‘You shall not shed your [own people’s] blood, and you shall not expel your folks from your homes,’ you pledged, and you testify[1] [to this pledge of your ancestors].
[1] Or ‘and you testified.’
««•»»

Dalam ayat ini Allah telah mengambil janji dan Bani Israel agar mereka benar-benar menjauhi pertumpahan darah di antara mereka dan jangan saling mengusir dan negeri masing-masing. Mereka hendaklah merupakan kesatuan bangsa karunia satu agama dan satu keturunan. Masing-masing hendaklah merasakan bahwa diri dan darahnya adalah diri dan darah kaumnya.

Ayat ini juga mengandung larangan mengerjakan kejahatan-kejahatan yang dijatuhi hukuman mati kisas atau pengusiran dari kampung halaman yang berarti membunuh diri sendiri. Bilamana mengerjakan sesuatu kesalahan dapat dijatuhi hukuman mati, maka berarti membunuh dirimu sendiri.

Pada akhir ayat ini Allah menyatakan bahwa mereka orang Yahudi zaman Rasulullah saw. mengaku dan menerima janji ini bahkan mereka menjadi saksi atas janji itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ingatlah ketika Kami menerima perjanjian pula darimu) dan firman Kami, ("Kamu tidak akan menumpahkan darahmu) artinya mengalirkannya dengan berbunuhan sesamamu (dan tidak akan mengeluarkan dirimu dari kampung halamanmu) dari negerimu. (Kemudian kamu berikrar) akan menepati perjanjian tersebut (sedangkan kamu mempersaksikan.") atas diri kamu sendiri.
««•»»
And when We made a covenant with you, and We said: ‘You shall not shed your own blood, spilling it by slaying one another; neither expel your own from your habitations’: let no one of you expel the other from his house; then you confirmed it, that is, you accepted this covenant, and you bore witness, upon your own souls.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 83]•[AYAT 85]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
84of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=84&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:84


[002] Al Baqarah Ayat 083

««•»»
Surah Al Baqarah 83

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ
««•»»
wa-idz akhadznaa miitsaaqa banii israa-iila laa ta'buduuna illaa allaaha wabialwaalidayni ihsaanan wadzii alqurbaa waalyataamaa waalmasaakiini waquuluu lilnnaasi husnan wa-aqiimuu alshshalaata waaatuu alzzakaata tsumma tawallaytum illaa qaliilan minkum wa-antum mu'ridhuuna
««•»»
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
««•»»
And when We took a pledge from the Children of Israel: ‘Worship no one but Allah, do good to parents, relatives, orphans, and the needy, and speak kindly to people, and maintain the prayer, and give the zakāt,’ you turned away, except a few of you, and you were disregardful.
««•»»

Allah mengingatkan Nabi Muhammad saw. ketika Dia menetapkan atas Bani Israel janji yang harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah swt.

Allah melarang mereka beribadat kepada selain Allah, biarpun berupa manusia atau berhala dan lain-lain karunia hal yang demikian itu berarti mempersekutukan Allah dengan benda-benda tersebut. Menyembah kepada selain Allah adakalanya dengan perbuatan-perbuatan yang lain yang berupa membesarkan sesuatu yang disembah itu. Agama Allah yang dibawa oleh para utusan-Nya semuanya menekankan untuk menyembah Allah yang Maha Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Seperti firman Allah swt.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu"
(QS. An Nisa' [4]:36)

Janji dan Bani Israel ini diawali dengan janji memenuhi hak Allah, hak yang tertinggi dan terbesar yaitu hanya Dia semata-mata yang berhak disembah, tidak ada sesuatupun yang disekutukan dengan Dia. Semua makhluk diperintahkan menyembah-Nya dan untuk tugas inilah sebenarnya mereka diciptakan.

Sesudah menyebutkan hak Allah ini, disusul dengan perintah berbuat kebaikan kepada orang tua, suatu amal kebaikan yang tertinggi.

Dalam firman-Nya:
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Berbuat kebaikanlah kepada kedua orang tuamu
(QS. An Nisa' [4]:36)

Berbuat kebaikan kepada orang tua ialah dengan mengasihi, memelihara dan menjaganya dengan sempurna serta menuruti kemauannya selama tidak menyalahi perintah Allah. Adapun hikmah berbakti kepada ibu dan bapak ialah karunia ibu bapak itu telah berkorban untuk kepentingan anaknya di kala masih kecil dengan sepenuh perhatian dan belas kasihan. Mereka mendidiknya dan mengurus segala kepentingan anaknya itu di kala masih lemah, belum dapat mengambil sesuatu manfaat dan belum dapat pula menolak sesuatu bahaya. Selain diri itu, orang tua memberikan kasih sayang yang tidak ada tandingannya. Apakah tidak wajib bagi si anak memberikan balasan kepada ibu-bapaknya sebagai imbalan atas budi baiknya?

Firman Allah swt
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
(QS. Ar Rahman [55]:60)

Kecintaan kedua orang tua adalah disebabkan:
  1. Rasa cinta kasih yang dianugerahkan Allah kepada keduanya untuk menyempurnakan nikmat-Nya demi terpeliharanya jenis manusia.
  2. Rasa bangga terhadap anak-anaknya.
  3. Harapan di masa depan bahwa anaknya dapat menolong baik dengan harta maupun dengan tenaga dalam penghidupan.
Sudah Allah menyebutkan hak kedua orang tua, disebutkan pula hak kerabat (kaum keluarga) yaitu berbuat kebaikan terhadap mereka karunia berbuat ` kebaikan kepada kaum kerabat adalah faktor yang memperkuat tali perikatan di antara kaum kerabat itu.

Umat ini terdiri atas keluarga-keluarga dan rumah tangga-rumah tangga. Maka kebaikan dan keburukan umat tersebut tergantung kepada kebaikan dan keburukan keluarga dan rumah tangga. Orang yang tidak membina rumah tangga berarti dia tidak ikut membina unsur umat. Kemudian setiap rumah tangga itu hendaklah menghubungkan tali persaudaraan dengan rumah tangga lainnya berdasarkan tali keturunan, keagamaan ataupun kebangsaan. Dengan demikian akan terbinalah suatu bangsa dan umat yang kuat.

Mengadakan hubungan erat sesama keluarga adalah sesuai dengan firtah manusia. Agama Islam, agama memberi jalan yang baik bagi pertumbuhan ikatan kerabat ini.

Kemudian Allah menyebutkan pula hak orang-orang yang memerlukan bantuan yaitu hak orang miskin.

Berbuat kepada anak yatim ialah mendidiknya dengan baik dan memelihara segala hak-haknya. Alquran dan sunah sangat menganjurkan agar memperhatikan anak yatim walaupun ia kaya karunia yang dipandang ialah keyatiman itu sendiri. Allah mewasiatkan anak-anak yatim kepada masyarakat agar menganggap mereka itu sebagai anak sendiri untuk memberikan pendidikan umum. Jika mereka terlantar, mereka dapat menimbulkan kerusakan pada anak-anak lainnya, maka akibatnya lebih besar pada bangsa dan negara.

Berbuat ikhsan kepada orang miskin ialah memberikan bantuan kepada mereka terutama sewaktu mereka ditimpa kesulitan dan kemalangan.

Nabi bersabda:
الساعي على الأرملة والمسكين كالمجاهد في سبيل الله
Orang yang menolong terhadap orang janda dan orang miskin, seperti orang yang berjuang di jalan Allah.
(HR Muslim dari Abi Hurairah)

Allah mendahulukan menyebut anak yatim dari orang miskin, karunia orang miskin itu dapat berusaha sendiri untuk mencari makan, sedang anak yatim karunia dia masih kecil belum sanggup berusaha sendiri.

Sesudah Allah menyuruh berbuat kebaikan kepada kedua orang tua, kaum keluarga, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, maka Allah kemudian menyuruh mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama manusia.

Bilamana kebaikan itu telah dikerjakan berarti ketinggian dan kemajuan masyarakat telah tercapai.

Allah selanjutnya memerintahkan kepada Bani Israel untuk melaksanakan salat dan zakat seperti yang digariskan Allah untuk mereka. Salat pada tiap agama bertujuan memperbaiki jiwa, membersihkannya dan kerendahan budi dapat menghiasi jiwa dengan rupa-rupa keutamaan. Ruh salat ialah ikhlas kepada Allah, tunduk kepada kebesaran dan kekuasaan-Nya. Apabila salat itu kosong dari ruh tersebut, tidak akan memberi faedah apapun. Bani Israel selalu mengabaikan ruh salat itu sejak dahulu sampai waktu Alquran diturunkan dan bahkan sampai sekarang ini.

Zakat juga diperintahkan kepada mereka, karunia zakat itu mengandung perbaikan bagi urusan-urusan masyarakat. Orang-orang Yahudi dahulu mempunyai beberapa macam kewajiban zakat. Di antaranya ada harta yang tertentu yang diberikan kepada keluarga Nabi Harun. Kewajiban itu sampai sekarang masih dilakukan oleh golongan Lawiyin, di antaranya, harta yang diberikan kepada orang-orang miskin. Akan terapi orang Bani Israel berpaling dari perintah-perintah itu, tak menjalankannya tapi menolaknya. Mereka meninggalkannya dan tidak mau menepatinya.

Termasuk penyelewengan mereka ialah menganggap pendeta-pendeta mereka sebagai Tuhan yang menetapkan hukum halal dan haram, menambah upacara upacara agama menurut keinginan mereka, meninggalkan nafkah terhadap kerabat, melalaikan zakat, tidak melakukan amar makruf nahi mungkar dan lain-lain yang meruntuhkan agama.

Hanya sebagian kecil dari mereka pada zaman Musa a.s. atau pada tiap zaman yang taat pada perintah Allah. Pada tiap zaman, pada tiap bangsa atau umat selalu ada golongan orang yang ikhlas berjuang memelihara kebenaran sesuai dengan keyakinan dan kemampuan mereka. Namun demikian bila kemungkaran telah menyebar pada umat itu, kehadiran orang-orang ikhlas itu tidaklah mencegah tibanya azab Allah.

Di akhir ayat ini Allah berfirman yang artinya, "dan kamu (hal Bani Israel) selalu berpaling". Ayat ini menunjukkan kebiasaan dan kesukaan mereka tidak menaati petunjuk dan perintah Ilahi karenanya tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan) ingatlah (ketika Kami mengambil ikrar dari Bani Israel) maksudnya dalam Taurat, dan Kami katakan, ("Janganlah kamu menyembah) ada yang membaca dengan `ta` dan ada pula dengan `ya`, yaitu `laa ya`buduuna`, artinya mereka tidak akan menyembah (kecuali kepada Allah). Kalimat ini merupakan kalimat berita tetapi berarti larangan. Ada pula yang membaca `laa ta`buduu`, artinya `janganlah kamu sembah!` (Dan) berbuat kebaikanlah! (kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya) maksudnya berbakti selain itu juga (kaum kerabat) athaf pada al-waalidain (anak-anak yatim dan orang-orang miskin serta ucapkanlah kepada manusia) kata-kata (yang baik) misalnya menyuruh pada yang baik dan melarang dari yang mungkar, berkata jujur mengenai diri Muhammad dan ramah tamah terhadap sesama manusia. Menurut suatu qiraat `husna` dengan `ha` baris di depan dan `sin` sukun yang merupakan mashdar atau kata benda dan dipergunakan sebagai sifat dengan maksud untuk menyatakan `teramat` artinya teramat baik. (Dan dirikanlah salat serta bayarkan zakat!) Sesungguhnya kamu telah memberikan ikrar tersebut. (Kemudian kamu tidak memenuhi) janji itu. Di sini tidak disebut-sebut orang ketiga, yaitu nenek moyang mereka (kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu juga berpaling.") seperti halnya nenek moyangmu.
««•»»
And, mention, when We made a covenant with the Children of Israel, in the Torah, where We said: ‘You shall not worship (a variant reading [for lā ta‘budūna] has [third person plural] lā ya‘budūn [‘they shall not worship’]) any other than God (lā ta‘budūna illā Llāha is a predicate denoting a prohibition; one may also read lā ta‘budū [Worship you not]); and to be good, and righteous, to parents, and the near of kin: here kinship is adjoined to parents; and to orphans, and to the needy; and speak well, [good] words, to men, commanding good and forbidding evil, being truthful with regard to the status of Muhammad (s), and being kind to them [sc. orphans and the needy] (a variant reading [for hasanan] has husnan, the verbal noun, used as a hyperbolic description); and observe prayer and pay the alms’, which you actually accepted, but, then you turned away, refusing to fulfil these [obligations] (here the second person address is used, but their forefathers are [still] meant); all but a few of you, rejecting it, like your forefathers.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 82]•[AYAT 84]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
83of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=83&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:83