
وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَا يُؤْمِنُونَ
««•»»
waqaaluu quluubunaa ghulfun bal la'anahumu allaahu bikufrihim faqaliilan maa yu/minuuna
««•»»
Dan mereka berkata : "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.
««•»»
And they say, ‘Our hearts are uncircumcised.’[1] Rather Allah has cursed them for their unfaith, so few of them have faith.
[1] Uncircumcised: unconverted, heathen, faithless; cf. 4:155. In Leviticus
26.41, it is said of the Israelites, ‘Then when their uncircumcised
hearts are humbled and they pay for their sin, I will remember my
covenant with Jacob … ,’ and in Jeremiah 9.26: ‘Even the whole house of
Israel is uncircumcised in heart … .’ There are other similar
expressions and phrases in the Bible: “uncircumcised lips” (Exodus 6.12
and 6.30); “their ear is uncircumcised and they cannot hearken”
(Jeremiah 6.10); “uncircumcised in heart, and uncircumcised in flesh”
(Ezekiel 44.7, 9); “uncircumcised in heart and ears” (Acts 7.51),
“putting off the body of the sins of the flesh by the circumcision of
Christ” (Colossians 2.11).
««•»»Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi yang semasa dengan Muhammad saw. membuat pernyataan bahwa hati mereka tertutup terhadap dakwah Muhammad saw perkataan mereka ini menunjukkan sikap mental yang mencegah mereka untuk memahami kitab yang dibawa Oleh Nabi Muhammad saw.
Ayat ini searti dengan firman Allah:
وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ
Mereka berkata, "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga Kami ada sumbatan dan antara Kami dan kamu ada dinding".
(QS. Fushshilat [41]:5)
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa orang-orang yang mengatakan demikian itu, ialah mereka yang berada pada saat turunnya ayat dan sezaman dengan Muhammad saw. Allah swt. membantah perkataan mereka karunia duduk persoalannya tidaklah seperti yang mereka katakan, bahwa hati mereka itu diciptakan sesuai dengan fitrah dan diberi bakat untuk menanggapi segala sesuatu yang dapat membuka hati mereka dan menyampaikan kepada kebenaran yang semestinya mereka dapat menilai kebenaran Kitab Alquran itu. Akan tetapi karunia sikap mereka demikian, maka Allah membiarkan jauh dari rahmat-Nya karunia kekafiran yang bersarang di hati mereka terhadap para nabi yang telah lalu dan pada kitab-kitab yang tidak mereka amalkan ajarannya, bahkan mereka berani mengubah menurut kehendak hawa nafsu mereka. Kemudian Allah swt. menyebutkan laknat yang patut mereka terima dan alasan penimpaan laknat itu, yaitu supaya mereka dapat memahami sebab dan musababnya dengan disertai penjelasan pula bahwa sekali kali Allah swt. tidal: menganiaya mereka karunia perbuatan mereka terus menerus bergelimang dalam kekafiran dan kemaksiatan yang menyebabkan hati mereka tertutup kekafiran untuk menerima kebenaran.
Kemudian Allah swt. juga menyebutkan bahwa mereka beriman hanya dengan imam yang sekelumit saja. Yang dimaksud dengan iman yang sekelumit ialah iman mereka kepada kitab, hanya sebahagiannya saja, sedang sebahagian yang lain mereka ubah menurut kehendak hawa nafsu, bahkan mereka enggan melakukannya. Atau dengan perkataan lain, mereka tidal: mau mengamalkan keseluruhannya, bahkan yang mereka imani hanyalah sebagai ucapan lisan saja, tidal: terbukti dalam perbuatan. ltulah sebabnya maka iman yang terdapat dalam hati mereka itu tak mampu untuk mengendalikan kemauan mereka, sehingga akibatnya hawa nafsu mereka telah menyeret ke lembah kekafiran
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan mereka berkata) kepada nabi untuk berolok-olok, ("Hati kami tertutup") jamak dari `aghlaf` yang berarti dibungkus tertutup rapat, sehingga tak dapat mendengar apa yang dikatakan orang. Firman Allah Taala, ("Tetapi) menegaskan kenyataan sebenarnya (Allah telah mengutuk mereka) menjauhkan mereka dari rahmat-Nya dengan menolak permohonan mereka sehingga mereka menjadi putus asa (disebabkan kekafiran mereka) jadi bukanlah karena cacat pada hati mereka, (maka hanya sedikit sekali mereka yang beriman"). `Maa` merupakan tambahan untuk menunjukkan teramat sedikitnya mereka yang beriman itu.
««•»»
And they say, to the Prophet mockingly: ‘Our hearts are encased’ (ghulf is the plural of aghlaf), that is to say, wrapped up in covers and cannot comprehend what you say; God, exalted be He, says: Nay (bal introduces the rebuttal), but God has cursed them, removed them far from His mercy and degraded them when they rejected [the messengers], for their unbelief, which is not the result of anything defective in their hearts; and little will they believe (fa-qalīlan mā yu’minūn: the mā here is extra, emphasising the ‘littleness’ involved): that is, their belief is minimal.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
And they say, to the Prophet mockingly: ‘Our hearts are encased’ (ghulf is the plural of aghlaf), that is to say, wrapped up in covers and cannot comprehend what you say; God, exalted be He, says: Nay (bal introduces the rebuttal), but God has cursed them, removed them far from His mercy and degraded them when they rejected [the messengers], for their unbelief, which is not the result of anything defective in their hearts; and little will they believe (fa-qalīlan mā yu’minūn: the mā here is extra, emphasising the ‘littleness’ involved): that is, their belief is minimal.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
88of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=88&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:88
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=88&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:88
Tidak ada komentar:
Posting Komentar