Rabu, 11 Maret 2015

[002] Al Baqarah Ayat 030

««•»»
Surah Al Baqarah 30

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
««•»»
wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii jaa'ilun fii al-ardhi khaliifatan qaaluu ataj'alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfiku alddimaa-a wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisu laka qaala innii a'lamu maa laa ta'lamuuna
««•»»
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
««•»»
When your Lord said to the angels, ‘Indeed I am going to set a viceroy on the earth,’ they said, ‘Will You set in it someone who will cause corruption in it, and shed blood, while we celebrate Your praise and proclaim Your sanctity?’ He said, ‘Indeed I know what you do not know.’
««•»»

Ketika Allah swt. memberitahukan kepada para malaikat-Nya bahwa Dia akan menjadikan Adam a.s sebagai khalifah di bumi, maka para malaikat itu bertanya, mengapa Adam a.s yang akan diangkat menjadi khalifah di bumi padahal Adam a.s itu dari keturunannya kelak akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi. Dan para malaikat itu menganggap bahwa diri mereka adalah lebih patut memangku jabatan itu, sebab mereka makhluk yang selalu bertasbih, memuji dan menyucikan Allah swt.

Allah swt. tidak membenarkan anggapan mereka itu dan Dia menjawab bahwa Dia mengetahui yang tidak diketahui oleh para malaikat itu. Apa-apa yang akan dilakukan Allah swt. adalah berdasarkan pengetahuan dan hikmah-Nya yang Maha Tinggi walaupun tak dapat diketahui oleh mereka, termasuk pengangkatan Adam a.s menjadi khalifah di bumi.

Yang dimaksud dengan kekhalifahan Adam a.s di bumi adalah kedudukannya sebagai khalifah atau wakil Allah swt. di bumi ini, untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan memakmurkan bumi serta memanfaatkan segala apa yang ada padanya. Dari pengertian ini lahirlah ungkapan yang mengatakan bahwa manusia adalah "Khalifatullah di bumi".

Pengertian ini dapat dikuatkan dengan firman Allah:
يَا دَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ
Hai Daud! Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu khalifah di bumi"
(QS Shaad [38]:26)

Sebagaimana kita ketahui Daud a.s. di samping menjadi nabi juga menjadi raja bagi kaumnya.

Ayat ini merupakan dalil tentang wajibnya kaum muslimin memilih dan mengangkat seorang pimpinan tertinggi sebagai tokoh pemersatu antara seluruh kaum muslimin yang dapat memimpin umat untuk melaksanakan hukum-hukum Allah di bumi ini. Para ulama telah menyebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh tokoh pimpinan yang dimaksudkan itu, antara lain ialah: adil serta berpengetahuan yang memungkinkannya untuk bertindak sebagai hakim dan mujtahid, tidak mempunyai cacat jasmani serta berpengalaman cukup dan tidak pilih kasih dalam menjalankan hukum-hukum Allah swt.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan) ingatlah, hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi") yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan-Ku padanya, yaitu Adam. (Kata mereka, "Kenapa hendak Engkau jadikan di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan darah) artinya mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh bangsa jin yang juga mendiami bumi?

Tatkala mereka telah berbuat kerusakan, Allah mengirim malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan ke gunung-gunung (padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu mengucapkan tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca `subhaanallaah wabihamdih`, artinya `Maha suci Allah dan aku memuji-Nya`. (dan menyucikan-Mu) membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf lam pada `laka` itu hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak `padahal` berfungsi sebagai `hal` atau menunjukkan keadaan dan maksudnya adalah, `padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!`"

(Allah berfirman,) ("Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui") tentang maslahat atau kepentingan mengenai pengangkatan Adam dan bahwa di antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka hingga terbukti dan tampaklah keadilan di antara mereka. Jawab mereka, "Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya."

Maka Allah Taala pun menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan mengambil dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya dengan bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku dan tidak bernyawa.

««•»»
And, mention, O Muhammad (s), when your Lord said to the angels, ‘I am appointing on earth a vicegerent’, who shall act as My deputy, by implementing My rulings therein — and this [vicegerent] was Adam;

They said, ‘What, will You appoint therein one who will do corruption therein, through disobedience, and shed blood, spilling it through killing, just as the progeny of the jinn did, for they used to inhabit it, but when they became corrupted God sent down the angels against them and they were driven away to islands and into the mountains; while we glorify, continuously, You with praise, that is, “We say Glory and Praise be to You”, and sanctify You?’, that is, ‘We exalt You as transcendent above what does not befit You?; the lām [of laka, ‘You’] is extra, and the sentence [wa-nuqaddisu laka, ‘We sanctify You’] is a circumstantial qualifier, the import being, ‘thus, we are more entitled to be Your vicegerents’);

He, exalted be He, said, ‘Assuredly, I know what you know not’, of the benefits of making Adam a vicegerent and of the fact that among his progeny will be the obedient and the transgressor, and justice will prevail between them. They said, ‘God will never create anything more noble in His eyes than us nor more knowledgeable, since we have been created before it and have seen what it has not seen.

God then created Adam from the surface of the earth (adīm al-ard [adīm literally means ‘skin’]), taking a handful of all its colours and mixing it with different waters, then made him upright and breathed into him the Spirit and he thus became a living being with senses, after having been inanimate.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 29]•[AYAT 31]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
30of286
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=2&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#2:30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar